Mitrapolisi/
BANDUNG – Fenomena arus urbanisasi
pasca lebaran yang masih terjadi di kota-kota besar menjadi catatan penting
bagi pemerintah, tak terkecuali Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Masyarakat saat
ini masih beranggapan bahwa hidup di kota lebih menjanjikan dari pada hanya
bertani di desa.
Namun anggapan itu perlahan akan
sirna karena Pemprov Jabar beberapa tahun terakhir ini telah berupaya membangun
Desa agar dapat menekan arus urbanisasi. Program pembangunan Desa yang
dilakukan Pemprov Jabar seperti Desa Peradaban, Gubernur Ngamumule Lembur dan
program-program desa lainnya dibuat supaya kesejahteraan masyarakat di Desa
meningkat. Dana bantuan sekitar total Rp. 300 Juta dari Pemprov dan Kabupaten/
Kota pun terus dikucurkan setiap bulannya kepada 5.319 Desa di seluruh Jawa
Barat dari semenjak tahun 2015. Itu pun belum termasuk bantuan dari Pusat yang
nilainya jauh lebih besar.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan
(Aher), Minggu (03/07/16) mengatakan, pasca lebaran tahun 2016 ini pihaknya
akan terus meyakinkan masyarakat di desa bahwa kehidupan di desa-desa juga
tidak kalah menarik. Dia meminta kepada masyarakat untuk terus mengembangkan
diri secara ekonomi di desanya masing-masing, sebab hidup di kota pun belum
tentu berhasil apalagi dengan bekal pendidikan yang rendah.
“Kita terus yakinkan masyarakat
hidup di desa pun bisa sejahtera bila mau mengembangkan potensi diri secara
ekonomi, kita pun terus bantu dengan dana desa tiap bulannya bahkan dana desa
sekarang lebih besar dari pada kecamatan” ujarnya.
Oleh karena itu dia meminta agar hal
itu dijadikan momentum untuk mendorong desa supaya terjadi pembangunan agar
kesejahteraan masyarakat meningkat. Dengan demikian tidak perlu adanya
urbanisasi dari desa ke kota.
“Dengan memajukan desa otomatis
kemiskinan akan berkurang tentu ini mempengaruhi fenomena urbanisasi yang
sering tejadi pasca lebaran,” katanya.
Berbeda halnya dengan urbanisasi
pelajar atau mahasiswa ke kota yang memang tidak bisa dihindari. Ini karena di
desa belum ada sekolah atau universitas yang memadai. “Saya juga korban
urbanisasi karena di desa belum ada universitas tapi urbanisasi untuk sekolah
tentu boleh tapi setelah lulus kembalilah ke desa bangun desanya lewat ilmu
yang didapat,” tutup Aher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar