Kamis, 22 September 2016

Jabar, Provinsi Terbaik di Indonesia’s Attractiveness Award 2016

Mitrapolisi/ 

JAKARTA-Provinsi Jawa Barat kembali menerima penghargaan nasional. Kali ini Jawa Barat dinobatkan sebagai salah satu Provinsi Terbaik dalam Indonesia’s Attractiveness Award 2016: Bidang Investasi, Infrastruktur, Pariwisata, dan Layanan Publik dari Frontier Consulting Group dan Tempo Media Group. Penghargaan ini diberikan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informtika (Menkominfo) RI Rudiantara kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta pada Kamis malam (22/9).

Pertumbuhan investasi, pembangunan infrastruktur, pengembangan sektor pariwisata, serta kepuasan pelayanan publik menjadi dasar pemberian penghargaan ini kepada kepada para kepala daerah provinsi dan kabupaten/kota se-Indonesia. Apabila bidang-bidang tersebut berjalan dengan baik dan berkontribusi secara langsung terhadap pembangunan daerah, maka akan memberikan dampak yang baik bagi pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan daerah, juga sekaligus bisa menaikkan tingkat konsumsi masyarakat di daerah.

Dengan latar belakang ini, Tempo Media Group bekerjasama dengan Frontier Consulting Group melakukan pengukuran dan observasi atau suvei terhadap daya tarik setiap daerah di Indonesia. Keseluruhan pengukuran ini disebut Indonesia's Attractiveness Index (IAI) yang diharapkan mampu memberikan gambaran daya tarik setiap kabupaten/kota maupun tingkat provinsi.

Tujuan dari pengukuran dan penyebaran hasil pengukuran ini adalah untuk meningkatkan kesadaran para kepala daerah akan pentingnya daerah untuk menjadi tujuan investasi dan pembangunan daerah, memberikan inspirasi kepada para kepala daerah untuk membangun strategi yang lebih terarah dan jelas di masa depan, serta untuk memberikan informasi kepada para investor mengenai kesempatan bisnis untuk investasi di daerah potensial di Indonesia.

Penentuan nominasi kabupaten/kota dilakukan dengan 3 indikator, yaitu:

1.    Kontribusi PDRB terhadap PDRB Provinsi di atas 25% atau PDRB di atas rata-rata PDRB Koridor MP3EI,
2.    Pertumbuhan PDRB lebih besar dari rata-rata Pertumbuhan Koridor MP3EI atau PDRB Per Kapita lebih besar dari rata-rata PDRB Per Kapita Koridor MP3EI, dan
3.    Kabupaten/Kota yang tidak lolos indikator pertama dan kedua tetapi mendapatkan penghargaan IAA pada tahun 2015.

Dari ketiga kriteria tersebut, terdapat 99 kabupaten dan 38 kota yang lolos nominasi (total 137 kabupaten/kota). Provinsi yang lolos nominasi ada 32 provinsi yaitu provinsi dari kabupaten/kota yang menjadi nominasi IAI level kabupaten/kota (plus DKI Jakarta).

Pengukuran IAI 2016 ini menggunakan empat dimensi, yaitu Investasi, Infrastruktur, Pariwisata, dan Pelayanan Publik. Seluruh dimensi penilaian dilakukan berdasarkan data sekunder dan data primer, kecuali Pelayanan Publik yang dinilai berdasarkan data primer.

Dan nominasi penghargaan untuk Indonesia Attractiveness Award (IAA) adalah Kabupaten/Kota Terbaik; Kabupaten/Kota Potensial; Top 3 Kabupaten/Kota Terbaik kategori Investasi, Infrastruktur, Pariwisata, dan Pelayanan Publik; Top 3 Kabupaten/Kota Potensial kategori Investasi, Infrastruktur, dan Pariwisata, Top 3 Kabupaten/Kota di setiap Koridor MP3EI, dan Provinsi Terbaik yaitu provinsi dengan indeks total lebih dari 70.

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) merasa bahagia dan bangga daerah yang dipimpinnya menjadi salah satu provinsi penerima penghargaan tersebut. Aher mengatakan bahwa saat ini Pemprov Jawa Barat tengah menggalakkan pembangunan di berbagai dimensi atau bidang pembangunan, terutama keempat bidang yang menjadi dasar penilaian IAA 2016 ini.

Hal yang memang kini tengah digenjot pembangunannya oleh Pemprov Jawa Barat yakni infrastruktur, seperti jalan tol dan bandara. “Insya Allah tahun 2017 akhir Jawa Barat akan memiliki bandara besar sebesar Bandara di Cengkareng tapi di daerah,” kata Aher usai menerima penghargaan tersebut.

Jawa Barat juga menjadi tujuan investasi di Indonesia. Tercatat menurut data BKPM Tahun 2016 bahwa realisasi investasi langsung di Jawa Barat mencapai Rp 103,1 Triliun lebih, melebihi target investasi tahun 2015 sebesar Rp 95 Triliun lebih. Sementara dari sisi investasi asing atau Penanaman Modal Asing (PMA), Jawa Barat juga masih tercatat sebagai penerima terbesar secara nasional, sebesar Rp 76,8 Triliun lebih.

“Hal ini menunjukan bahwa di Jawa Barat itu situasinya nyaman untuk investasi, ada kepastian hukum, jaminan rasa aman, oleh karenanya para investor berdatangan dengan baik,” tutur Aher.

Di sisi lain, Jawa Barat juga terus meningkatkan pelayanan publiknya melalui berbagai inovasi, serta mengembangkan berbagai daerah pariwisatanya. Hal yang menjadi penekanan Aher yakni saat ini Jawa Barat tengah mengembangkan daerah Ciletuh di Kabupaten Sukabumi menjadi Geopark. Targetnya, tahun 2017 nanti Geopark Ciletuh akan menjadi bagian dari Unesco Global Geopark (UGG).

Dalam Indonesia’s Attractiveness Awards 2016, Jawa Barat menjadi Provinsi Terbaik dengan indeks 80.83. Sementara Kabupaten Terbaik di Jawa Barat yang berhasil meraih kategori ini yaitu, Kabupaten Bogor (87.40), Bekasi (85.10), Purwakarta (80.95), Bandung (80.36), Sukabumi (79.55), Indramayu (78.19), dan Kabupaten Karawang (78.05).

Nominasi untuk Kota Terbaik diraih Kota Bandung (92.00), Bekasi (79.85), dan Kota Depok (77.60). Nominasi Kota Terbaik Kategori Pariwisata yaitu Kota Bandung (peringkat 1, dengan indeks 95.63), Nominasi Kabupaten Terbaik Kategori Investasi diraih Kabupaten Purwakarta (peringkat 3, 91.92), Kota Terbaik Kategori Investasi yaitu Kota Bandung (peringkat 1, 91.70), Kabupaten Terbaik Kategori Infrastruktur yaitu Kabupaten Bekasi (peringkat 1, 97.80) dan Kabupaten Bogor (peringkat 2, 94.90), Nominasi Kota Terbaik Kategori Infrastruktur yaitu Kota Bandung (peringkat 2, 99.03).
  
Menkominfo: Pemda Harus Manfaatkan e-Leadership

Sementara itu, dalam sambutannya di acara penghargaan ini Menkominfo RI Rudiantara mengimbau kepada pemerintah daerah untuk meningkatkan keempat hal yang menjadi dasar penilaian IAA 2016 ini harus berorietasi pada kepemimpinan yang berbasis digital atau e-Leadership.

“Tanpa e, memang bukan satu-satunya, tapi satu hal yang dapat menolong adalah e-leadership. Salah satu contohnya adalah daerah tingkat dua yang sudah memanfaatkan hal ini. Jadi masyarakat di daerah tersebut untuk membuat surat keterangan tidak mampu tidak perlu datang ke kantor pemerintahan, tapi bisa dilakukan dari desanya langsung,” papar Rudi.

Faktor e atau elektronik ini bisa mempermudah dan mempercepat pelayanan kepada publik. Melalui inovasi pemanfaatan teknologi ini tingkat pelayanan kepada masyarakat pun akan tinggi dan bisa dilaksanakan dengan baik.  

                                                                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar