Mitrapolisi/ACEH-
Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) mendukung penuh Kelompok Tani
Nelayan Andalan (KTNA) untuk merubah subsidi dari hulu ke hilir. Hal itu
diungkapkannya dalam acara rembug utama KTNA Nasional di aula Sekretariat
Pemerintah Provinsi Aceh, Selasa (3/5/2017).
Menurut
Aher, dari beberapa kajian yang sudah dilakukannya ke beberapa petani di daerah,
memang menyatakan keuntungan subsidi itu ada di bagian hulu atau di akhir
setelah hasil panen.
“Sekarang
yang dilakukan subsidi adalah berada di hulu, seperti subsidi pupuk dan benih.
Akan tetapi petani lebih memilih subsidi di hilir karena beberapa faktor
negatif yang sempat terjadi, seperti penyelewengan meskipun saat ini sudah
tidak terjadi karena di kawal TNI,” kata Aher.
Jika subsidi
negara itu berada di hilir, artinya swasta bebas masuk dan petani bisa
memaksimalkan produksinya dengan berbagai pilihan pupuk sendiri serta benih
yang mereka pilih.
“Memang saya
pikir juga dengan hasil yang maksimal dalam produksi dan di akhir diberikan
subsidi jaminan harga yang stabil oleh negara, maka petani akan lebih
terjamin,” tegasnya.
Dijelaskan
Aher, pihaknya sudah melakukan diskusi dengan Menteri Pertanian, bahkan dengan
Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu membahas terkait perubahan subsidi.
Mentan menanggapi baik hal itu akan tetapi perubahan subsidi harus memperkuat
dulu swasembada pangan di Indonesia secara maksimal.
“Bahkan
permintaan perubahan subsidi dari hulu ke hilir itu didengar langsung dari
petani saat pertemuan di Kabupaten Indramayu beberapa waktu lalu,” ujar Aher.
Saat ini
subsidi negara untuk petani sekitarnya Rp30 triliun sampai Rp40 triliun
pertahun, diposisikan di hilir untuk biaya produksi seperti kebutuhan pupuk dan
benih, sementara negara juga sedang melakukan swasembada pangan nasional.
Dalam acara
Pekan Nasional KTNA di Provinsi Aceh, khususnya dalam rembug utama KTNA, Aher
mengharapkan, KTNA bisa menghasilkan keputusan yang berasal dari hasil aspirasi
petani untuk mengubah subsidi dari hulu ke hilir.
“Saya harap
bisa langsung tersampaikan kepada Presiden sehingga menjadi kebijakan yang
betul-betul menguntungkan bagi para petani, artinya Pekan Nasional ini harus
mengahasilkan suatu kebijakan negara yang berpihak pada petani,” ucapnya.
Aher
menambahkan, dirinya akan membantu mendorong perubahan subsidi dari hulu ke
hilir itu karena sesuai hasil kajian dan suara petani yang menguntungkan para
petani dibandingkan subsidi di hilir.
“Saya harap
aspirasi dari petani ini juga bisa menjadi kebijakan oleh pemerintah pusat,
Program swasembada pangan tidak akan lama lagi terwujud kita tunggu saja,”
tuturnya.
Sementara
itu Kepala Dinas Peternakan dan Ketahanan Pangan Provinsi Jabar, Dody
Firmansyah dalam kesempatan yang sama mengatakan, untuk Jabar, produksi pangan
terutama beras sudah swasembada pasalnya beras di Jabar sudah tidak lagi
membutuhkan kiriman dari daerah lain, bahkan Jabar memenuhi kebutuhan daerah lain.
“Artinya
kita sudah surplus untuk beras rasanya aman, karena kita bisa suplai beras ke
daerah lain, namun ada beberapa hal lain seperti daging,” ujar Dody. (sasa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar