Mitrapolisii/
BANDUNG -- Gubernur
Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), mendukung perkembangan properti di Jawa
Barat, terkhusus perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).
"Saya sepakat teman-teman
pengusaha yang mengusahakan properti atau perumahan, baik perumahan bagi
masyarakat umum maupun perumahan bagi yang berpenghasilan rendah," kata
Gubernur Aher, pada Acara Pelantikan DPW Perwiranusa (Perkumpulan Wirausahawan
Rumah Rakyat Nasional) di Hotel Savoy Homann Jl. Asia Afrika Bandung, Sabtu
(11/03/2017).
Aher menyebut,
kepemilikan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), harus secara
khusus diperhatikan. Karena dengan adanya bantuan, keberpihakan, ataupun
subsidi, akan mempermudah mereka untuk memiliki sebuah hunian.
Saat yang sama, Aher
mengajak generasi muda, khususnya yang sudah berpenghasilan untuk segera
merancang perencanaan untuk memiliki rumah.
"Rumah jadi
bagian penting, yang utama dalam kehidupan, maka generasi muda yang mulai
berpenghasilan, segera menyadangkan penghasilannya untuk rumah," kata
Aher.
Adapun hunian layak
menurut Aher, untuk MBR, harus dirancang tidak terlalu mewah, dan tidak terlalu
sederhana. Dalam artian bangunan dibuat dengan layak, dan mempertimbangkan
aspek psikologis keluarga.
"Misalnya ada
tiga kamar dalam rumah, satu untuk orang tua, satu untuk anak perempuan, satu
untuk anak laki-laki, nah ini ideal," katanya.
Adapun, isu kesulitan
para pelaku usaha properti dalam perizinan perumahan di sejumlah daerah. Hal
ini sering menjadi permasalahan yang sampai saat ini masih mengemuka.
Padahal menurut Aher,
pihaknya serius memberikan kemudahan pelayanan perizinan perumahan. Bahkan,
katanya, tahun 2017 lalu, Provinsi Jawa Barat telah mendapatkan Penghargaan
dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai Pemerintah
Daerah yang memberikan kemudahan pelayanan perizinan perumahan, terutama bagi
masyarakat yang berpenghasilan rendah.
"Pemprov Jabar
dinilai telah berhasil dalam penyederhanaan prosedur perizinan perumahan. Izin
yang semula selesai dalam tempo 14 hari kerja kini dapat disingkat menjadi 1-3
hari kerja saja," ungkap Aher.
Untuk lebih
memperlancar urusan perumahan terjangkau yang layak huni ini, maka masyarakat
perlu pro-aktif dalam gerakan bersama antara Pemerintah Pusat, Daerah, serta
pengembang, untuk menyediakan hunian yang layak, khususnya bagi Masyarakat
Berpenghasilan Rendah (MBR).
Berdasarkan data
Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR), berdasarkan data yang diperoleh di tahun
2015-2016, untuk Pemilikan Rumah Sejahtera Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan (KPR Sejahera FLPP), Provinsi Jawa Barat tercatat sebagai
pemasok rumah subsidi terbesar, yakni 87.091 Unit.
Ketua DPW Perwiranusa
Provinsi Jawa Barat, Yan Permana, menyebut membangun rumah untuk masyarakat
dengan dukungan FLPP, merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan senagai anak
bangsa.
Maka membangun
perumahan secara profesional, kredibel, fokus, dan konsisten menjadi pilar
dalam membangun peningkatan kesejahteraan masyarakat.
"Kami berupaya
malayani masyarakat yang membutuhkan properti sesuai dengan potensi dan
kapasitas yang ada," katanya.
Yan juga menyatakan
pihaknya akan turut andil pro-aktif dalam mempercepat program pemenuhan
'backlog housing' Nasional dengan mendukung program dan kebijakan pemerintah
untuk terlibat secara kontekstual, proporsional, dan aplikatif dalam mewujudkan
rumah yang layak, sehat, aman dengan harga terjangkau demi peningkatan
kesejahteraan MBR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar