Mitrapolisi/
BANDUNG—Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa kembali
memimpin rapat terpadu penanganan dampak sosial pembangunan jalur ganda (double
track) kereta Bogor-Sukabumi.
Rapat yang digelar di Ruang Papandayan, Gedung Sate,
Bandung, Rabu (6/6/2018) tersebut dihadiri berbagai unsur Pemprov hingga
perangkat daerah Kabupaten Bogor dan Sukabumi. Hadir pula jajaran Balai
Pengembangan Teknik Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT KAI.
Iwa menuturkan rapat ini adalah lanjutan dari pembentukan
tim terpadu yang terbagi dalam dua gugus tugas. Tim pertama khusus soal bidang
pendataan verifikasi dan validasi tanah-tanah PT KAI yang dikuasai warga dan
aset milik PT KAI. “Tim kedua terkait pengamanan dan penegakan hukum,” katanya
usai rapat.
Rapat kali ini memutuskan agar bidang pertama segera
melakukan pendataan dan verifikasi serta
validasi tanah KAI yang saat ini dikuasai masyarakat. Bidang ini juga
diperintahkan untuk mendata masyarakat dan memvalidasinya terutama yang
menguasai lahan. “Dokumen-dokumen disiapkan oleh PT KAI,” tuturnya.
Dari hasil kerja ini, maka nantinya akan ada tim penilai
yang menentukan berapa uang kerohiman atau santunan yang layak diberikan pada
masyarakat yang saat ini menduduki lahan-lahan milik PT KAI. Proses ini
menurutnya penting dilalui mengingat proyek jalur ganda Bogor-Sukabumi masuk
dalam proyek prioritas Pemerintah Pusat.
“Saya minta ke rekan-rekan juga masyarakat terkait proyek
ini. Jangan ada spekulan, jangan ada provokator yang memanas-manasi warga soal
ini,” tegasnya.
Pembentukan ini datang dari dokumen penanganan dampak sosial
masyarakat dalam rangka penyediaan tanah oleh balai teknik kereta api wilayah
Barat. Dari dokumen yang ada, lahan yang akan dilalui proyek ini kini banyak
ditinggali oleh warga khususnya di jalur rel lama milik KAI. “Karena itu butuh
payung hukum
dan penyelesaian yang
berdampak dengan penggunaan APBN,” tuturnya.
Menurutnya guna mempercepat proyek, satker khusus ini
dibentuk menyerupai satgas yang dulu menangani dampak pembangunan Waduk
Jatigede, Sumedang. Struktur organisasi ini tutur Iwa didasari Perpres nomer 56
tahun 2017 tentang penanganan dampak sosial masyarakat dalam rangka penanganan
tanah untuk PSN. “Ketuanya Sekda, ada ketua harian, kantor dinas kabupaten/kota
hingga Kejaksaan Tinggi,” paparnya.
Pihaknya berharap adanya satuan kerja ini bisa mempercepat
target pembangunan jalur ganda yang sudah diminta oleh Presiden Jokowi tuntas
sebagian pada 2018 ini. Presiden menurut Iwa menargetkan 7 kilometer pertama
jalur ganda Bogor-Sukabumi akhir tahun ini fisiknya selesai. “Ini yang diminta
dari kami, mudah-mudahan bisa sesuai jadwal karena ke depan ini akan tersambung
hingga ke Yogya,” ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar