KAB. INDRAMAYU - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher)
mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan program Kewirausahaan Tani
dan Digitalisasi Sistem Pertanian di lokasi Sentra Pengolahan Beras Terpadu
(SPBT) Kabupaten Indramayu.
Wirausaha Tani dan Digitalisasi Sistem Pertanian ini
dikembangkan dalam bentuk sebuah perseroan, yaitu PT Mitra Bumdes Bersama
(MBB). PT MBB ini di bawah pembinaan perusahaan-perusahaan BUMN. Sembilan
kabupaten di Jabar pun dipilih untuk pengembangan program ini sebagai perintis
kawasan kewirausahaan pertanian.
Dalam sambutannya di acara peresmian, Presiden Jokowi
mengungkapkan bahwa untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan kehidupan
petani tidak bisa dilakukan sendiri oleh petani. Perlu ada kelompok atau
korporasi yang menanganinya.
"Tidak bisa lagi petani berjalan sendiri sendiri, dan
petani harus diorganisir. Untuk bisa berkompetisi kelompok petani harus menjadi
kelompok dalam jumlah yang besar," ungkap Jokowi dalam sambutannya.
"Saya memiliki kepercayaan kalau corporate bisa melalukan
pekerjaaan besar, petani juga bisa melakukan pekerjaan besar," lanjutnya.
PT MBB ini berdiri agar petani tidak hanya bisa menjual padi
dalam bentuk gabah saja. Namun, melalui perseroan ini petani bisa menjualnya
hingga telah menjadi beras dalam packaging yang baik.
"Ini yang harus diubah. Gabah nanti harus dijualnya ke
MBB dan nanti dalam bentuk beras bisa langsung dijual. Keuntungannya akan lebih
besar," tutur Jokowi.
"Kalau petani bisa berjualan beras, baru di situlah
petani bisa memiliki kesejahteraan yang baik," tambahnya.
Jokowi pun akan memantau perkembangan PT MBB Sliyeg selama
enam bulan ke depan. Apabila perusahaan berhasil, akan menjadi contoh
pengembangan usaha tani dan sistem digitalisasi pertanian di Indonesia.
"Ini (PT MBB Sliyeg) contoh bersama yang akan saya liat
enam bulan ke depan. Kalau ini berjalan baik akan kita lakukan di seluruh
pertanian di Indonesia," tukasnya.
Saham PT MBB Sliyeg 51% akan dikuasai oleh Mitra Bumdes
Nusantara (MBN) yang merupakan anak perusahaan dari tujuh BUMN, yaitu Perum
Bulog, Danareksa, PPI, PIHC, RNI, PTPN III, dan Pertamina Retail. Sementara 49%
sisanya dimiliki oleh Perkumpulan Gapoktan Bersama, terdiri dari 14 Gapoktan
dan Perkumpulan Bumdes Bersama terdiri dari Bumdes dari 14 Desa.
Sedangkan pembagian hasil usaha tidak mencerminkan porsi
saham tersebut. Melainkan 80% untuk perkumpulan Gapoktan dan Bumdes dan 20%
untuk PT MBN.
Keterlibatan BUMN dalam MBB adalah untuk mendukung manajemen
profesional dan teknologi informasi digital. Sehingga diharapkan pengelolaan
MBB lebih profesional dan governance.
Ekosistem kewirausahaan pertanian yang dibentuk dengan
sinergi BUMN ini, didasari oleh digitalisasi sistem pertanian yang dikembangkan
oleh PT Telkom melalui aplikasi Logistik Tani (Logtan). Aplikasi ini
mengintegrasikan semua proses bisnis pertanian dari masa pra tanam - tanam -
panen - hingga pascapanen.
Sementara itu, Menteri BUMN Rini Soemarno berharap dengan
adanya PT MBB ini bisa membantu petani lebih mandiri dan memiliki daya saing,
serta meningkatkan kesejahteraan para petani.
Ada sembilan kabupaten di Jawa Barat yang menjadi lokasi
pengembangan program kewirausahaan tani dan digitalisasi sistem pertanian ini.
Diantaranya, Kabupaten Indramayu, Karawang, Purwakarta, Cianjur, Garut, Ciamis,
Sumedang, Majalengka, dan Kabupaten Tasikmalaya.
PT MBB sendiri memiliki fasilitas seperti mesin pengering
padi yang dapat mengeringkan gabah kering panen, sebanyak 30 ton dalam satu
siklus pengeringan selama 16-18 jam. Selain itu, ada juga gudang beras yang berkapasitas
sampai 500 ton, serta sarana gedung perkantoran dan sarana pendukung lainnya.
Data potensi tani di Kecataman Sliyeg sendiri ada sebanyak
7.009 orang. Dari jumlah ini telah diserahkan kartu tani kepada 2.993 petani
dan 1.958 petani diantaranya telah menerima Kredit Usaha Rakyat.
"Diharapkan seluruh kebutuhan tanam petani dapat
terpenuhi dengan baik, berikut jaminan biaya hidup sampai dengan musim
panen," kata Rini dalam sambutannya
Rini menambahkan, terwujudnya kewirausahaan pertanian di
Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu ini hasil kolaborasi antara BUMN bersama
Pemerintah Daerah, dan Kementerian terkait, yaitu dengan Gubernur Jawa Barat,
Bupati Indramayu, Menteri Pertanian, serta Menteri Desa, Pembangunan dan Daerah
Tertinggal dan Transmigrasi.
"Harapan kami program kewirausahaan pertanian ini dapat
terwujud sebagai program yang dapat ikut memajukan dan menyejahterakan
petani," tutur Rini.
"Kami juga meyakini program ini dapat suistainable,
karena salah satu perwujudan dari peran BUMN sebagai agen pembangunan,"
pungkasnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar