BANDUNG -- Sebanyak
144 orang warga Jawa Barat menerima Penghargaan Donor Darah Sukarela (DDS) 75
kali dari Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018.
Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum didampingi Ketua
PMI Jawa Barat Adang Rochjana memberikan penghargaan tersebut di Aula Timur
Gedung Sate, Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung, Kamis (22/11/18).
Dari jumlah tersebut 139 orang merupakan pendonor atau DDS
laki-laki dan 5 orang perempuan. Tercatat PMI Kota Bandung menyumbang jumlah
DDS terbanyak yaitu 81 orang, disusul PMI Kabupaten Bogor (29 orang), PMI
Kabupaten Subang (21 orang), PMI Kabupaten Cianjur (7 orang), PMI Kabupaten
Bandung (3 orang), PMI Kabupaten Bekasi (2 orang), dan PMI Kabupaten Ciamis (1
orang).
Wagub Uu mengatakan, pemberian penghargaan ini sebagai
bentuk penghormatan kepada pendonor yang sudah berjasa dalam bidang
kemanusiaan. Selain itu, DDS 75 kali juga telah berjasa dalam meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat.
“Pemberian penghargaan ini sebagai bentuk penghormatan dan
penghargaan kepada yang sudah berjasa karena telah meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat,” kata Wagub dalam sambutannya.
Ketersediaan labu darah di suatu daerah idealnya mencapai 2%
dari jumlah total penduduk. Untuk Jawa Barat sendiri kebutuhannya mencapai
sekitar 920 ribu labu dari jumlah penduduk 46,3 juta jiwa. Namun, jumlah yang
terpenuhi hanya mencapai sekitar 550 ribu labu. Ketua PMI Jawa Barat Adang
Rochjana mengatakan, kendala yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan stock darah
ini yaitu ketersedian peralatan penyimpan darah.
Sementara upaya untuk memenuhi kekurangan labu darah ini
biasanya melalui donor pengganti. Selain itu, PMI Jawa Barat juga meminta
kepada Pemda Provinsi Jawa Barat agar bisa memenuhi kebutuhan peralatan
penyimpan darah di PMI Jabar.
“Tapi masih bisa dengan donor pengganti, itu masih bisa
terpenuhi. Karena kalau kita harus sudah siap, sebenarnya tempat penyimpanan
(darah) kita yang kurang,” tutur Adang.
“Jadi, kita mengajukan ke pemda untuk mengajukan alat.
Karena (darah) ada kadaluarsanya, kalau terlalu lama disimpan apalagi tidak
memakai bahan atau alat yang steril darah akan rusak, sehingga kita memerlukan
alat-alat penyimpanan yang lebih banyak,” tambahnya.
Adang juga mengaku bahwa antusiasme warga Jawa Barat untuk
mendonorkan darah cukup tinggi. Setiap hari ada ribuan pendonor yang
menyumbangkan darah ke 27 PMI kabupaten/kota yang ada di seluruh Jawa Barat.
“Antusiasme warga Jawa Barat besar sekali, kalau dihitung
(jumlah pendonor) ribuan karena dari 27 kabupaten/kota. Cuman kalau sudah penuh
tempat penyimpanan (darah)-nya stop dulu, kalaupun ada orang yang ingin donor
kita minta minggu berikutnya,” jelas Adang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar