SUKABUMI Wakil Gubernur Jawa Barat DeddyMizwar menghadiri Work Shop Sistem Zakat Infaq dan Sodaqoh (ZIS) yang dijalankan Pemerintah Desa
Naggerang, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi sebagai salah satu upaya
mengatasi masalah kemasyarakatan patut diacungi jempol. Bahkan Wakil Gubernur
Jawa Barat, Deddy Mizwar ikut mengomentari ke berhasilan tersebut dalam
memandirikan konomi ekonomi umat.
Asistensi Manajemen ZIS, Care Nu-
Lazisnu (Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah Nahdlatul Ulama) dengan tema
Penguatan Filantropi Islam Nusantara untuk Kemandirian Ekonomi Umat, Jumat
(3/2), di Global Insani Mandiri (GIM) Pondok pesantren Al Amin, Deddy
menegaskan bahwa ZIS harus terus dikembangkan.
Kemiskinan di masyarakat tidak
terdidik menurut Deddy, rawan terhadap bahaya pengikisan akidah. “Saya salut
dengan keberhasilan kang Ade Daryadi, Kepala Desa Nanggerang dalam membangun
dan menyejahterakan warganya melalui ZIS,” tambahnya.
Pada workshop Asistensi Manajemen
Lazisnu, NU Care tingkat Nasional pertama ini juga dihadiri Bupati Sukabumi
Marwan Hamami, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Agus Mulyadi, KHR.
Abdul Bashit, KH Mahmud Mudrikah, dan jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan
(Muspika) Cicurug.
Wakil Ketua Pengurus Cabang (PC)
NU Kabupaten Sukabumi, Abdulloh Masud, sekaligus sebagai Ketua Panitia,
mengatakan acara ini diikuti 200 pengurus 67 Cabang NU se Indonesia.
Workshop-nya sendiri dilangsungkan selama 3 hari.
“Workshop sebagai gerakan harokah
NU berzakat adalah salah satu potret keberhaslan Lazisnu yang menjadi pilot
projek Nasional, sehingga teman-teman se Indonesia bisa belajar dari Desa
Nanggerang, melalui strategi program pengelolaan ZIS,” jelas Masud.
ZIS di Desa Nanggerang mampu
menurunkan kemiskinan hingga 50 persen. “Rekan-rekan kita ini akan belajar
langsung di lapangan bagaimana desa ini mengelola ZIS dari mulai pengumpulan
hingga penyalurkan dan pemberdayaan,” pungkasnya.
Zakat sebagai wahana sharing
kesejahteraan antar individu, pada hakikatnya memiliki makna kebermanfaatan
sangat luas dalam memperkokoh konstruksi tatanan kehidupan kolektif. Sehingga
tranformasi zakat dari ibadah maliyah individual menjadi instrumen pemberdayaan
dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Ini penting mendapatkan
perhatian kita semua. Optimalisasi potensi zis perlu kita gali dan di
tingkatkan, seiring peningkatan kualitas tata kelola yang baik, harus mampu
hadir untuk mengatasi kemiskinan, keterbelakangan, dan ketidakberdayaan,”
ungkap Deddy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar