Jumat, 24 Februari 2017

GUB JABAR BERSAMA MENHUB RI MENINJAU KERTAJATI UNTUK TARGET 2018

Mitrapolisi/ 
MAJALENGKA, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meninjau perkembangan pembangunan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Majalengka, Jumat 24 Februari 2017. Kunjungan itu dilakukan untuk memastikan proyek pembangunan bisa selesai sesuai target yaitu awal tahun 2018.

Hadir pula dalam kunjungan itu Bupati Majalengka Sutrisno, Sesditjen Perhubungan Udara Pramintohadi, Kadishub Provinsi Jabar Dedi Taufik, dan Dirut PT. Bandara Internasional Jawa Barat selaku pelaksana proyek pembangunan darat bandara, Virda Dimas Ekaputra.

Aher mengatakan, kehadiran Menhub kali ini menjadi bukti bahwa pemerintah pusat benar-benar serius dan berkomitmen menyelesaikan proyek itu. Aher meyakinkan para investor swasta untuk tidak ragu-ragu lagi berinvestasi dalam proyek bandara.

"Kami harapkan kehadiran bandara ini dapat memberikan dampak yang nyata terkait kesejahteraan rakyat Majalengka dan Jawa Barat khususnya," katanya.

Aher ingin secepat mungkin proyek BIJB selesai. Sebelumnya, Presiden Jokowi Widodo meminta agar pembangunan BIJB selesai akhir 2018. "Mudah-mudahan kalau meleset sedikit, ya, 2019 awal," katanya.

Dari pantauannya, saat ini pembangunan lintasan pesawat dan terminal untuk tahap satu telah rampung sesuai rencana. "Runway dan terminal untuk tahap satu sudah selesai," katanya.

Untuk melanjutkan pembangunan ke tahap dua, Aher akan memastikan lahannya telah tersedia sebab untuk pembebasan lahan, kewenangan ada di Pemerintah Daerah.

"Supaya tidak ada persoalan saat kami mau ke tahap dua, lahan sudah bebas dan akan kami cicil dari sekarang," ujarnya.

Aher tidak menginginkan kejadian seperti di Bandara Soekarno-Hatta yang pada saat itu akan melalukan perluasan bandara tapi lahannya tidak tersedia terjadi juga di BIJB.

"Nanti kalau tiba-tiba penuh seperti cengkareng saat akan perluasan, lahannya tidak ada, jangan sampai seperti itu," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Menhub mengapresiasi langkah yang dilakukan Pemprov Jawa Barat dalam upaya mempercepat pembangunan bandara yang pembangunannya dimulai sejak Desember 2015 tersebut yaitu dengan menggandeng investor BUMN maupun swasta.

Menhub mengatakan, skema pembiayaan yang dilakukan di Kertajati bisa menjadi model bisnis pembiayaan sektor transportasi di daerah lainnya. Kerja sama antara pemerintah dan swasta menggunakan sistem "convertible bond", yaitu dana investasi yang telah dikeluarkan investor swasta yang menggarap proyek pembangunan bandara, nantinya dapat dijual kembali kepada BUMN pengelola bandara.

"Pemda Jabar sangat berinisiatif dan bertanggung jawab agar ini berjalan dengan baik. Saya apresiasi bahwa ini merupakan pola kerjasama yang baik antara pemerintah pusat (APBN), Pemerintah Daerah (APBD), dan swasta," ujarnya.

Menhub meminta pula agar faktor "Safety, Security dan Services" sangat diperhatikan mengingat bandara ini adalah bandara bertaraf internasional yang menuntut terpenuhinya ketiga faktor tersebut dengan baik.

Menhub berharap, kehadiran bandara dapat memenuhi pangsa pasar besar di Jawa Barat yaitu umrah.

"Kertajati adalah salah satu proyek nasional yang kami harapkan sudah jadi paling lambat pertengahan 2018. Bisa digunakan untuk pesawat kelas 747 dan 777, salah satunya untuk memenuhi pangsa besar di Jawa barat yaitu kegiatan Umroh. Kalau sekarang kan kasihan, jamaah umroh dari Jawa Barat dan sekitarnya harus memakan waktu yang cukup lama untuk menuju bandara Soekarno Hatta," kata Menhub.

Untuk itu, Menhub meminta agar semua pihak betul-betul berkomitmen untuk menyelesaikan proyek ini dengan baik, agar bisa segera dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.

"Jika 2018 selesai, kami pastikan level of safety security dan services itu bisa melayani masyarakat dengan baik," ujar Menhub.

Menhub mengatakan, selagi menunggu selesainya pembangunan, agar juga disiapkan akses jalan tolnya dan sudah melakukan upaya promosi, pemasaran dan mendorong tumbuhnya industri-industri baru di sekitar bandara.

Progres Pembangunan BIJB
Pembangunan BIJB bersama-sama antara Kementerian Perhubungan dan Pemprov Jawa Barat didukung beberapa investor swasta.

Kemenhub membangun sisi udara seperti pembangunan landas pacu, area parkir pesawat, jalur pesawat, pagar pengaman sekeliling bandara dan sebagainya.

Sementara, sisi darat dibangun oleh PT. BIJB yang merupakan perusahan gabungan yang dimiliki Pemerintah Provinsi Jabar dengan investor swasta dengan porsi 51 persen Pemprov Jabar dan 49 persen swasta. Sisi darat yang dibangun adalah terminal utama penumpang, dan infrastruktur pendukung lainnya.

Bandara Kertajati memiliki lahan seluas 1.000 hektare yang pembebasannya telah selesai dilakukan oleh Pemprov Jabar, dan akan dilanjutkan pembebasan lahannya hingga 1.800 hektare.

Pembangunan sisi darat yang dilakukan PT. BIJB terbagi dalam tiga paket. Paket pertama, yaitu pekerjaan infrastruktur dengan target penyelesaian Juli 2017. Paket kedua, yaitu terminal utama penumpang dengan target penyelesaian November 2017. Paket ketiga, yaitu bangunan penunjang operasional dengan target penyelesaian Agustus 2017.

Sementara pembangunan di sisi udara yang dilakukan Kemenhub, saat ini sudah terbangun runway sepanjang 2500 x 60 m2. taxiway, dan appron 432 x 98 m, menggunakan dana APBN sebesar 575 milyar rupiah tahun anggaran 2013 sampai dengan 2016.

Pada tahun 2017 ini, Kemenhub mengalokasikan anggaran lagi sekitar 250 miliar rupiah untuk melanjutkan pembangunan sebagai persiapan operasi secara minimum yaitu pembangunan pagar pengaman sekeliling bandara dan perimeter, RESA, Stop way, Pave shoulder, Sodding, Rigid, verifikasi kalibrasi, dan sertifikasi.

Nantinya bandara ini akan dibangun dengan luas terminal mencapai 121.100 meter persegi (m2). Namun tahap awal pengoperasiannya, akan dibangun seluas 96.000 m2 terlebih dahulu yang bisa menampung 5 juta sampai dengan 11 juta penumpang per tahun. Bandara ini mampu didarati pesawat berbadan lebar jenis B747 dan B777.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar