Mitrapolisi.co.id
KABUPATEN CIANJUR –Sekretaris Daerah Jawa Barat Iwa Karniwa memperkenalkan program Satu Desa Satu Perawat kepada para peserta Diklatpim IV Tahun 2019 Kementerian Kesehatan RI di Gedung Candradimuka, Balai Besar Pelatihan Kesehatan (BBPK) Ciloto, Selasa (7/5/19).
Menurut Iwa, program Satu Desa Satu Perawat ini bertujuan mengedukasi masyarakat membiasakan pola hidup bersih dan sehat. Gagasannya sendiri berdasarkan masukan dari masyarakat desa yang mengharapkan ada mantri desa yang menjamin kualitas kesehatan melalui upaya promotif dan preventif.
“Di Jawa Barat ke depan akan ada satu perawat di setiap desa,” ujarnya.
Perawat desa ini, lanjut Iwa, akan terjun langsung secara mobile setiap hari melakukan berbagai kampanye kesehatan ke masyarakat. "Dia tugasnya di kantor kepala desa. Setiap hari menjadwal ke daerah mana untuk sosialisasi sekaligus juga dapat melakukan pertolongan pertama,” jelasnya.
Iwa menjelaskan, dunia kesehatan terbagi tiga dimensi yakni kuratif, promotif, dam preventif. “Nah yang kita dorong itu adalah promotif dan preventif yang hampir 70 persen kontribusinya untuk indeks kesehatan," katanya.
“Itu kira-kira langkah terstruktur dan sistemik yang akan kami lakukan ke depan,” tambahnya.
Peran perawat di desa ini, kata Iwa, penting untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Jika masyarakatnya sehat, potensi besar pendidikan bakal jadi prioritas. Jika kesehatan dan pendidikan baik, sumber daya manusianya juga akan baik.
Lanjut Iwa, SDM baik ini akan menambah daya saing suatu daerah. "Aspek kesehatan sangat penting, untuk bagaimana supaya pertumbuhan ekonomi yang spartan dapat dipertahankan. Ini latar belakang kenapa saya selalu menekankan bahwa pendidikan kesehatan menjadi pilar utama," tegasnya.
Iwa optimistis peningkatan SDM memalui program Satu Desa Satu Perawat akan menghantarkan Indonesia menjadi negara lima besar pada 2045 seperti banyak diprediksi banyak riset. Saat ini saja Indonesia sudah masuk ke peringkat 17 sebagai negara besar di dunia.
“Salah satu indikatornya yaitu pertumbuhan ekonomi yang spartan di atas 5 persen. Hal tersebut didukung oleh infrastuktur dan daya saing daerah,” pungkas Iwa. (arm)