PANGANDARAN -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy
Mizwar (Demiz) didampingi Wakil Bupati Pangandaran Adang Hadari, meresmikan
kegiatan Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), di Dusun Bengkekan, Desa Sukahurip,
Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Senin (22/01/2018).
Wakil Gubernur Deddy Mizwar mengatakan, Kotaku
merupakan program yang sangat strategis. sebab kawasan yang bersih dan tertata,
sangat menentukan derajat atau tingkat kesehatan masyarakat.
"Sementara derajat kesehatan masyarakat ini
ditentukan sebagian besar oleh lingkungan. Percuma ada pendidikan gratis kalau
masyarakatnya tidak sehat, masyarakatnya tidak produktif," kata Wagub
Deddy Mizwar.
Demiz inginkan, dengan Kotaku, pihaknya ingin
mewujudkan Jawa Barat dengan 0% Kekumuhan. Program ini menerapkan gerakan
100-0-100.
Adapun 100% pertama, kota tanpa kumuh bisa
mengakses air bersih; Angka 0, yaitu bagaimana mengurangi kawasan kumuh hingga
0 persen. Dan 100% kedua, kotaku mampu menciptakan sanitasi yang baik.
"Kita harapkan bisa mencipatakan masyarakat
atau keluargaa yang sehat, sehingga kalau masyarakat sehat, akan tercipta
generasi yang baik. Masyarakat bisa melakukam aktifitas apapun, sehingga lebih
produktif," kata Demiz.
Selanjutnya, Demiz menyebut, pemerintah tidak
bisa sendiri mengatasi masalah kekumuhan ini.
Untuk itu, Ia mengajak semua pihak, dan berbagai
lapisan masyarakat agar bekerjasama dalam mengatasi masalah kawasan kumuh.
"Oleh karena itulah, saya meminta semua
komponen masyarakat untuk bahu-membahu menghilangkan masalah kekumuhan di
sekitar kita baik di kota maupun di desa," ajak Wagub Deddy.
Terlebih di kawasan Pangandaran, Demiz menyebut
program kotaku menjadi sangat strategis, dimana Pangandaran menjadi salah satu
destinasi wisata di Jawa Barat.
"Ada tiga poin, yaitu Akses, atraksi, dan
amenitas. Nah, kalau amenitas di lingkungan sekitar kumuh, bisa saja wisatawan
yang datang tertanggu karena kumuh, wisatawan bisa kapok, jadi ini sangat
penting 0% kekumuhan harus tercipta," tegas Dia.
Untuk mendukung terwujudnya program, di tingkat
desa telah terbentuk kelembagaan yang representatif dan mengakar, yakni Badan
Keswadayaan Masyarakat (BKM).
Sejak tahun 2007-2017, di Pangandaran telah
tebentuk delapan BKM di delapan desa dan satu business development center
(BDC).
Saat ini relawan yang terlibat aktif terdiri dari
anggota BKM UPK, Sekretariat UPS, UPL, KSM, PITP, Komite BDC, dan pengelola BDC
sebanyak 176 orang, terdiri 110 pria, dan 66 perempuan.
Adapun luas wilayah sasaran program Kotaku di
Kabupaten Pangandaran, yakni seluas 295,3 hektar yang tersebar di delapan desa,
di Kecamatan Pangandaran, Pananjung, Babakan, Wonoharjo, Purbahayu, Sidomulyo,
Sukahurip, dan Pager Gunung.
Wakil Bupati Pangandaran Adang Hadari
mengungkapkan program kotaku merupakan suatu platform, atau basis penanganan
kumuh yang mengintegrasikan berbagai sumber daya, sumber pendanaan.
"Kotaku membangun sistem yang terpadu untuk
penanganan kumuh, dimana pemerintah daerah memimpin dan berkolaborasi dengan
para pemangku kepentingan, serta mengedepankan partisipasi masyarakat,"
katanya.
Program Kotaku menjadi wadah kolaborasi yang
mendukung penyelesaian kawasan kumuh seluas 38.431 hektar yang dilakukan secara
bertahap di seluruh Indonesia melalui pengembangan kapasitas pemerintah daerah
dan masyarakat.
"Dengan penguatan kelembagaan, perencanaan,
perbaikan infrastruktur, dan pelayanan dasar di tingkat kota, serta
pendampingan teknis untuk tercapainya sasaran," imbuh Adang.
Kemudian dirinya menyebut, bantuan dana investasi
(BDI) untuk Kotaku di Pangandaran, sejak 2012-2017 sebesar Rp4.340.000.000,
yang diperuntukan untuk program peningkatan masyarakat berbasis komunitas
(PPMK) sebesar Rp1.000.000.000, BDC Rp1.500.000.000, peningkatan kapasitas
masyarakat (PKM) Rp90.000.000, dan penataan lingkungan pemukiman berbasis
komunitas Rp1.750.000.000 .
Sedangkan kegiatan infrastruktur melalui program
penataan lingkungan yang telah terbangun di lokasi program kotaku yaitu, jalan
lingkungan 565 meter, drainase 2.193 meter, TPS 1 unit, MCK 2 Unit, IPAL 1
unit, dan hydrant 7 unit.
"Desa Sukahurip salah satu desa yang
mendapatkan program Kotaku yang mempunyai kawasan kumuh seluas 11,08
hektar," katanya.
Kegiatan infrastruktur yang sudah terbangun yaitu
sumur bor 1 unit, perpipaan 500 meter, MCK 1 unit, drainasi 528 meter, jalan
rapat beton 352 meter.
"Mudah-mudahan infrastruktur yang dibangun
lewat Kotaku ini dapat bermanfaat bagi masyarakat," harapnya.
Ipal Komunal Sanimas
Masih dalam Kunjungan kerjanya di Pangandaran,
Wagub Jabar Deddy Mizwar, meresmikan Program Sanimas Reguler 2017, di Desa
Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran.
Pada kesempatan itu, Deddy meninjau Ipal
(Instalasi Pengolahan Air Limbah) Komunal, yang dibangun di desa tersebut.
Melalui saluran tersebut, limbah dari rumah warga
dialirkan langsung ke dalam Ipal Komunal. Ipal ini bisa memproses air limbah
hingga menjadi bersih dengan tingkat pencemarannya bisa berada di bawah 30
miligram per liter, sehingga aman apalabila dialirkan ke sungai.
"Awalnya limbah rumah tangga dibuang begitu
saja, septictank ada di sisi rumah-rumah warga. Tapi setelah adanya sanimas ini
lingkungan di sini jadi bersih, jadi teratur," kata Demiz.
Sanimas bertujuan untuk meningkatkan cakupan
layanan sanitasi layak 100%, sehingga targetnya pada 2019 tidak ada lagi masyarakat
yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS).
Dalam kurun waktu 2011-2017, pembangunan Sanimas
Reguler telah dilaksanakan di 145 lokasi yang tersebar hampir di seluruh
kabupaten/kota di Jawa Barat.
Total anggaran mencapai Rp58 Miliar berasal dari
APBN. Selain itu, ada pula Sanimas IDB (Islamic Development Bank) yang
dimulai sejak 2014 dan sampai 2017 telah
dilaksanakan pada 107 lokasi yang tersebar di empat kabupaten/kota di Jawa
Barat, dengan total anggaran mencapai Rp45,47 Miliar.
Untuk mendukung upaya percepatan cakupan layanan
sanitasi layak di Jawa Barat, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat pada
2015-2017 juga telah menyelenggarakan program serupa bernama Sabermas atau
Sanitasi Bertumpu pada Masyarakat.
Selama 3 tahun Sabermas telah menyerap anggaran
sebesar Rp661,7 Miliar yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Barat dan telah
dilaksanakan hampir di seluruh Kabupaten/Kota. Bahkan, Pemerintah Provinsi Jawa
Barat dianugerahi AMPL Award untuk kategori Inisiatif Pendanaan Percepatan
Pembangunan Sanitasi.
Dengan demikian, total anggaran yang telah
digelontorkan untuk pembangunan sanitasi layak di seluruh Jawa Barat telah
mencapai Rp765,175 Miliar (yang bersumber dari APBN, bantuan IDB, dan APBD
Provinsi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar