Selasa, 09 April 2019

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencanangkan gerakan 100 Embung Juara Untuk Menjamin Stock Air

Mitrapolisi.co.id/
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencanangkan gerakan 100 Embung Juara untuk menjamin ketersediaan air bersih di Jawa Barat. Gerakan ini meliputi normalisasi, peningkatan kapasitas, serta pengamanan mata air 100 situ yang ada di enam wilayah sungai Jawa Barat.
Hal itu disampaikan Gubernur saat membuka puncak peringatan Hari Air Sedunia tingkat Jawa Barat di Waduk Darma, Kabupaten Kuningan, Jumat (29/3/19).
 
"Kami mencanangkan mulai sekarang yang namanya air di Jawa Barat sebisa mungkin multifungsi. Jadi air tidak hanya untuk fungsi dasar tapi ada fungsi lainnya sesuai kewajarannya,” ujar Emil, sapaan akrab Gubernur.
 
Menurutnya, dengan 100 Embung Juara kebutuhan air di Jawa Barat diupayakan bisa terpenuhi. Tidak saja bagi masyarakat untuk kepentingan mandi cuci kakus, tapi juga kepentingan industri, pariwisata, perikanan, dan kebudayaan.
 
“Ada bidang air yang bisa jadi sumber ekonomi, kemudian mana bidang air yang bisa jadi sumber tempat terjadinya sebuah peristiwa kebudayaan," ujar Emil, sapaan akrab Gubernur.
 
Emil juga mendorong pemerintah kota/kabupaten memaksimalkan fungsi waduk dan pantai yang sudah ada di daerah masing-masing, misalnya untuk olahraga air (water sport) dan gelar budaya.
 
"Kita juga sudah mencanangkan bahwa ekonomi Jawa Barat yang paling luar biasa adalah pariwisata. Karena keindahannya, Jawa Barat sangat punya potensi menjadi provinsi pariwisata terbaik. Di tahun 2019 kami sedang menyiapkan revitalisasi, agar visi multifungsi tadi menjadi kenyataan," jelas Emil.
 
Emil menyebutkan sejumlah bidang air yang akan tersentuh revitalisasi dan penataan oleh Pemprov Jabar di antaranya, Waduk Darma di Kabupaten Kuningan, Situ Ciburuy (Kabupaten Bandung Barat), Situ Rawa Kalong (Kota Depok), Kalimalang (Kota Bekasi), dan Break Water di Kabupaten Pangandaran.
 
Di sektor waduk, kata Emil, Pemprov Jabar mendukung program strategis pemerintah pusat yang akan menghadirkan tujuh bendungan di Jawa Barat. Setelah Bendungan Jatigede di Kabupaten Sumedang selesai, memnurutnya pemerintah pusat merencanakan membangun Bendungan Ciawi di Kabupaten Bogor, Bendungan Sukamahi (Kabupaten Bogor), Bendungan Sadawarna (Subang dan Sumedang), Bendungan Kuningan (Kuningan), Bendungan Cipanas (Sumedang), Bendungan Leuwikeris (Ciamis dan Tasikmalaya), dan Bendungan Matenggeng di Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
 
Puncak peringatan ke-27 Hari Air Sedunia tingkat Jawa Barat ini mengambil tema “Leaving No One Behind” yang dapat diartikan semua harus mendapatkan akses air bersih. Gubernur menyatakan komitmennya untuk berupaya menghadirkan jaminan air bersih sebagai hak setiap warga Jabar.
 
"Di acara puncak peringatan Hari Air Sedunia tahun 2019, kami berkomitmen menjadikan air minum, air bersih, dan sanitasi sebagai hak dasar rakyat. Bahasa Inggrisnya 'Leaving No One Behind', jadi tidak boleh satu warga pun, baik di Kuningan dan di Jawa Barat tertinggal terhadap akses air," katanya.
 
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Sumber Daya Air Provinsi Jawa Barat Lina Amin mengingatkan air sebagai hak dasar tiap warga merupakan syarat mutlak pembangunan berkelanjutan.
 
Peringatan Hari Air Sedunia di Kabupaten Kuningan diharapkan dapat menjadi momentum meningkatkan kesadaran masyarakat, pemerintah, dan swasta untuk peduli air sebagai penopang kehidupan manusia dan kelestarian lingkungan.
 
Dalam rangka Hari Air Sedunia ini, Dinas SDA memiliki banyak program kerja yang sudah dilakukan, di antaranya Kampanye Peduli Air, Bebersih Sungai dan Saluran Irigasi di seluruh UPTD.
 
Puncak peringatan Hari Air Sedunia di Kabupaten Kuningan ini, kata Lina, melibatkan banyak pihak mulai dari pemerintah baik pusat, provinsi, kabupaten, komunitas, swasta, dan media. "Kita perlu bersinergi dengan skema kolaborasi untuk memaksimalkan derajat multipihak dalam memberdayakan air," katanya.
 
 
Selaku tuan rumah, Bupati Kuningan Acep Purnama mengajak agar Hari Air Sedunia menjadi titik balik pelestarian alam dan lingkungan. Sebab menurutnya, air sangat berkaitan dengan kehidupan sehari- hari manusia. "Hampir semua aktivitas kita menggunakan air. Jadi kita wajib melestarikan air," tandasnya.
 
Peringatan Hari Air Sedunia dilaksanakan berdasarkan Sidang Umum ke-47 PBB pada 22 Desember 1992 di Rio Janeiro, Brasil. Semua negara yang hadir sepakat 22 Maret diperingati sebagai Hari Air Sedunia.