Senin, 08 April 2019

Ridwan Kamil: Dakwah Paling Ampuh Dengan Akhlak



Mitrapolisi.co.id/BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengungkapkan bahwa dakwah paling ampuh adalah dengan kekuatan akhlak. Hal itu Ia sampaikan pada Pengajian Rutin Majelis Taklim (MT) Pakuan Juara, pada hari Minggu (07/04/2019) pagi, di Gedung Pakuan Bandung.

"Salah satu dakwah terbaik menurut saya adalah akhlak. Misalkan kita tidak hafal banyak ayat, hadist, tapi dengan akhlak (yang baik) kita bisa jadi contoh," ungkap Gubernur Ridwan Kamil.

Emil - panggilan karib Gubernur - menjelaskan, akhlak merupakan keteladanan, yang bisa menginspirasi individu lainnya untuk melakukan hal serupa. Menurut Dia, selain dengan hafal ayat Al- Quran dan hadist Nabi, seorang bisa berdakwah dengan akhlak, budi pekerti luhur. Lewat perilaku, bisa mengambil simpati, dan bisa menjadi contoh bagi individu lainnya.

Gubernur pun memberikan contoh, Ustadz Syamsi Ali yang berdakwah di New York, dengan mencontohkan akhlak-akhlak mulia kepada orang-orang di lingkungannya. Hingga dirinya menjadi Muslim yang disukai kehadirannya di Negeri Paman Sam. Pun tak sedikit warga Amerika yang jadi Mualaf karena terinspirasi oleh dirinya.

"Imam Syamsi Ali ini sudah meng- Islam-kan banyak orang, kebanyakan bukan katena 'dipapatahan'/ dinasehati, tapi karena akhlaknya," katanya.

"Jadi ayo kita berdakwah dengan akhlak. Kalau kita minimal dengan dahulukan orang tua, bicara yang baik atau diam, tidak 'sharing' berita di sosial media kalau tidak pasti," tambah Emil.

Emil pun mengajak Jamaah untuk menjaga ukhuwah Islamiyah. Sekalipun ada masyarakat yang tak masuk dalam koridor Ukhuwah Islamiyah, masih ada Ukhuwah Watoniyah, dan Ukhuwah Insaniyah yang mengikat.

Emil juga mengajak para Jamaah untuk juga menggunakan media sosial yang ada saat ini sebagai media dakwah. Dirinya juga menyarankan supaya para jamaah untuk tidak membuat posting di media sosial kecuali hal yang positif.

"Ketika dapat berita, coba dicek dulu. Cara ceknya, coba lihat di situs-situs media, berita resmi, ada tidak beritanya, kalau tidak ada diberitakan di kantor-kantor berita, bisa dipastikan berita yang kita dapat tidak untuk dibagi," ujarnya. (arm)