Mitrapolisi.co.id/BANDUNG – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menghadiri acara Pelantikan Ketua Tim Penggerak PKK, Ketua Dekranasda, dan Pengukuhan Bunda Literasi Kota Bogor, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Ciamis serta Pengukuhan Bunda Paud Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Masa Bakti 2019-2024 di Aula Barat Gedung Sate, Jl. Diponegoro Kota Bandung, Senin (29/4/19).
Dalam sambutannya, Emil – sapaan akrab Ridwan Kamil- menantang Dewan Keranjinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat untuk membuka toko kerajinan khas Jabar di Bali dan daerah lain di Indonesia.
“Tantangan masih saya tunggu membuka toko di mall dan membuka toko di Bali. Saya kasih waktu sampai Desember (2019). Tong nabuh angklung di kampung sorangan, teu rame. Pasti sudah pada tahu main angklung. Main (lah) angklung di Papua, di Hong Kong (luar negeri),” kata Emil mengupamakan.
“Sama juga jualan Dekranasda jangan di kampung sendiri, karena sudah pada tahu, jualannya di tempat orang (lain),” lanjutnya.
Untuk itu, Emil meminta Dekranasda Jawa Barat kompak untuk mengembangkan berbagai produknya. Apabila produk kriya khas daerah Pasundan keluar dari Jawa Barat, hal itu menjadi penanda kemajuan bersama.
“Maka kalau ada toko Dekranasda (Jabar) di Jakarta di mall-nya, di Bali, produk mah banyak tinggal kompaknya, sehingga nanti (misal) produk dari Banjar yang terbaik, dari Bogor produk apa, bersama-sama bisa maju,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, pada kesempatan yang sama Ketua Dekranasda Jawa Barat Atalia Praratya mengatakan bahwa membuka toko Dekranasda di luar Jawa Barat menjadi tantangan tersendiri. Sebelumnya Dekranasda Jabar juga sudah mempunyai rencana untuk membuka toko di Siwss dan daerah lain di Indonesia.
“Itu (membuka toko Dekranasda Jabar) PR sekali. Insyaallah, sebetulnya kita sudah banyak sekali rencana ke depan termasuk juga ingin membuka kerja sama untuk membuka toko di Swiss. Kemudian yang di Jakarta kita memang akan kerja sama juga termasuk yang di Bali,” kata Atalia.
“Pak Gubernur memang betul, ada baiknya kita tidak keren di negeri sendiri tetapi yang keren yang baik itu keren di tempat orang lain. Oleh karenanya, menjadi tantangan tersendiri bagi kami, Insyaallah mudah-mudahan tahun ini kita bisa membuka toko-toko tersebut,” sambungnya.
Sementara itu, pelantikan Ketua TP PKK Kota Bogor, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Ciamis berdasarkan Keputusan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Nomor: 03-05/Kep./PKK Provinsi/IV/2019 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten/Kota Masa Bakti 2019-2024. Ketua TP PKK Kabupaten Garut Diah Kurniasari, Ketua TP PKK Kabupaten Ciamis Kania Ernawati, dan Ketua TP PKK Kota Bogor Yanne Ardian Rahman.
Sementara itu, Pelantikan Ketua Dekranasda Kota Bogor, Kabupaten Garut, dan Kabupaten Ciamis berdasarkan Surat Keputusan Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor: 10/SK/Dekranasda/IV/2019, Nomor: 11/SK/Dekranasda/IV/2019, dan Nomor: 12/SK/Dekrnasda/IV/2019 tentang Pengesahan Pemberhentian dan Pengangkatan Ketua Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah Provinsi Jawa Barat Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, dan Kota Bogor. Ketua Dekranasda Kabupaten Garut Diah Kurniasari, Ketua Dekranasda Ciamis Kania Ernawati, dan Ketua Dekranasda Kota Bogor Yanne Ardian Rahman.
Pada kesempatan ini, Atalia juga mengukuhkan Yanne Ardian Rahman sebagai Bunda Literasi Kota Bogor, Diah Kurniasari sebagai Bunda Literasi Kabupaten Garut, dan Kania Ernawati sebagai Bunda Literasi Kabupaten Ciamis, serta mengukuhan Kania Ernawati sebagai Bunda Paud Kabupaten Ciamis dan Ade Uu Sukaeasih sebagai Bunda Paud Kota Banjar Masa Bakti 2019-2024.
Think Before Share
Peredaran hoaks atau berita bohong juga menjadi perhatian dan “PR” bagi Ketua Tim Penggerak PKK Jawa Barat Atalia Praratya. Karena data menunjukkan bahwa penyebar hoaks terbanyak datang dari kalangan ibu-ibu.
Menurut Atalia, kaum perempuan lebih mudah untuk menyebarkan berita bohong. Oleh karena itu, pihaknya mendorong agar perempuan di Jawa Barat lebih bijak dalam menanggapi semua informasi yang beredar di masyarakat.
“PR kita bersama juga bagaimana kita mengikis terkait peredaran hoaks di Indonesia ini, khususnya di Jawa Barat. Data menunjukkan ternyata berita hoaks itu banyaknya muncul di ibu-ibu, jadi lebih mudah menyebarnya,” ujar Atalia saat ditemui di tempat yang sama.
“Oleh karenanya, saya mendorong sekali supaya ibu-ibu ini memikirkan dulu, cek dulu kebenarannya, sebelum share kita harus think before share itu. Saring sebelum sharing,” pinta Atalia.
Salah satu upaya untuk mencegah hoaks terutama di kalangan perempuan, kata Atalia, pihaknya melalui program Sekoper Cinta (Sekolah Perempuan Capai Impian dan Cita-cita) memberikan materi terkait teknologi informasi.
“Ini menjadi penting dan kita masukkan juga dalam program sekoper cinta. Di dalamnya ada juga materi terkait teknologi informasi dan materi tentang hoaks,” ungkap Atalia.(arm)