BANDUNG -- Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat,
Atalia Praratya Kamil mengungkapkan apresiasinya atas kinerja Bupati Garut
bersama para jajarannya yang bergerak cepat dalam upaya mengurangi angka
stunting di Kabupaten Garut. Ini diungkapkan Atalia saat membuka Lomba Kader
PKK Tingkat Provinsi Jawa Barat, di Sekretariat TP PKK Prov. Jabar, Jl.
Soekarno Hatta No. 468 Bandung, Kamis (21/02/19).
"Ketika data ini muncul, mereka dengan semangat
langsung melakukan berbagai langkah yang lebih dalam lagi, diantaranya
melakukan sosialisasi dan edukasi. Sehingga sebelum gerakan ini deklarasikan
oleh Bapak Gubernur, ternyata sudah langsung dilaksanakan oleh
perangkat-perangkat daerah di wilayah Kabupaten Garut," ungkap Atalia.
Sebelumnya, diketahui hasil dari Pemantauan Status Gizi
(PSG) tahun 2017 tingkat Nasional, presentase stunting sebesar 29,6% meningkat
dibanding tahun 2016 sebesar 27,5%.
Sedangkan presentase stunting di Provinsi Jawa Barat sebesar
29,2%. Di Kabupaten Garut terjadi peningkatan dari 24,9% pada tahun 2016,
menjadi 43,2% di tahun 2017. Namun saat ini, angka stunting di Kabupaten Garut
sudah menurun 5 digit dari angka sebelumnya.
"Hal itu berarti, inovasi dan inisiatif diperlukan
dalam pelaksanaan pencegahan stunting. Maka hari ini kita berkumpul, agar kita
bisa betul-betul mendalami kasus stunting ini," tambahnya.
Dengan tema 'Melalui lomba kader ini kita tingkatkan
pengetahun, keterampilan, dan peran serta kader dalam upaya menangani
stunting', Atalia berharap sebagai agen, kader PKK mampu berkontribusi secara
langsung untuk membantu meringankan beban pemerintah, terutama dalam hal
pencegahan stunting.
"Dalam kesempatan ini saya akan membahas tentang
stunting yang sudah menjadi program Pemerintah Provinsi Jawa Barat, dan sudah
berkomitmen dengan Deklarasi Jabar Zero Stunting pada November lalu. Kita
berharap dalam lima tahun kedepan zero stunting itu dapat terealisasi di Jawa
Barat," harap Atalia.
"Zero stunting ini artinya tidak ada kasus baru. Oleh
karena itu peran kita di TP PKK di masing-masing Kabupaten/Kota betul-betul
bisa memantau masyarakat, bisa memberikan edukasi dan sosialisasi pada
masyarakat," sambungnya.
Sebagai garda terdepan, Atalia menyarankan dalam
melaksanakan tugasnya, para kader dapat melekat pada Dinas terkait, juga pada
perangkat kewilayahan terutama perangkat desa dan kelurahan. Sehingga kedepan,
semua elemen ini bisa bergerak bersama-sama dengan lebih cepat. Lebih ngabret.
(arm)*