Mitrapolisi/
BANDUNG - Panitia Khusus (Pansus) I DPRD Jawa Barat telah
selesai membahas Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Jawa
Barat Akhir Tahun Anggaran (TA) 2017 dan Akhir Masa Jabatan (AMJ) Tahun
2013-2018.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menerima langsung
laporan tersebut dari Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari. Penyerahan
laporan ini berlangsung dalam Rapat Paripurna Istimewa DPRD Jawa Barat di
Gedung DPRD Jabar, Jl. Diponegoro No. 27, Kota Bandung, Rabu malam (2/5/18).
Dalam Laporan setebal 44 halaman, Pansus I melihat
keberhasilan dan kegagalan secara umum selama lima tahun dalam bentuk capaian
indikator pembangunan. Dimana targetnya, yaitu:
A. Indeks Pembangunan Manusia pada 2013 mencapai 68,25%,
sementara capaian 2017 sebesar 70,05%,
B. Indeks Kesehatan pada 2013 mencapai 80,14 poin, sementara
pada 2017 sevesar 80,66 poin,
C. Angka Harapan Hidup pada 2013 mencapai 72,07 tahun,
sementara pada 2017 sebesar 72,44 tahun,
D. Harapan Lama Sekolah pada 2013 mencapai 11,81, sementara
pada 2017 sebesar 12,30,
E. Rata-Rata Lama Sekolah pada 2013 mencapai 7,58, sementara
pada 2017 sebesar 7,96,
F. Indeks Pengeluaran pada 2013 mencapai 68,31%, sementara
pada 2017 70,24%, dan
G. Pengeluaran Per Kapita pada 2013 mencapai 9,421, sementara
pada 2017 sebesar 10,035.
Data demografis juga menunjukkan, penduduk Jawa Barat saat
ini mencapai 48.037.827 jiwa pada 2017. Maka laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)
1,39% sejak 2013. Ada kenaikan jumlah penduduk hingga 2.696.800 jiwa.
Sementara data perekonomian, Pansus melihat ada penurunan
sejak 2013. Semula 6,33% menjadi 5,19%. Ini dipicu oleh melambatnya
perekonomian nasional dan internasional. Meski demikian LPE Jawa Barat masih di
atas LPE Nasional sebesar 5,03%.
Dinamika perekonomian Jawa Barat masih cukup terkendali. Ada
penurunan lahu Inflasi sejak 2013 berkisar 9,13% menurun di angka 3,17% pada
2017. "Sehingga dengan kondisi perekonomian Jawa Barat seperti ini masih
memberikan daya tarik tersendiri bagi investor baik dalam maupun luar
negeri," kata Kusnadi, salah Anggota Pansus I DPRD Jabar dalam laporannya.
Hal tersebut terlihat dari besarnya pertumbuhan PMA maupun
PMDN dari Rp 301,40 Triliun menjadi Rp 449,34 Triliun di 2017. Artinya
investasi mengalami pertumbuhan seesar 8,98%.
Dunia pendidikan di Jabar juga mengalami peningkatan
aksesibilitas dan kualitas. Kualitas pendidikan melalui alokasi pembiayaan
sebesar 20% dari total APBD kurun waktu 2013-2018 yang telah direalisasikan,
diantaranya berupa pembiayaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SMA/SMK/MA
rata-rata sebanyak Rp 1.400.000,00/siswa/tahun dan BOS SMP/SMPLB sebesar Rp
1.000.000,00/siswa/tahun.
Selain itu, pembangunan Ruang Kelas Baru (RKB) berjumlah
lebih dari 20.000 unit, RKB sebanyak 868 unit untuk Perguruan Tinggi Swasta,
serta bantuan beasiswa sebanyak 4.640 siswa untuk ke Perguruan Tinggi, selain
juga untuk atlet, guru, mahasiswa berprestasi sebanyak 484 orang dengan nilai
Rp 97,168 Miliar.
Peningkatan terjadi pula di bidang kesehatan. Indeks
Kesehatan meningkat dari 80,14 poin pada 2013 menjadi 81,18 poin pada 2017.
Angka Harapan Hidup (AHH) dari 72,09 tahun menjadi 72,77 tahun pada 2017.
Ditinjau dari sudut APBD bidang kesehatan telah dilaksanakan alokasi sebesar
10% dari total APBD sejak 2013 hingga 2018.
"Demikian juga dalam bidang SDM, jumlah karya Iptek ada
peningkatan, sedangkan kualitas ketahan keluarga ditunjukkan oleh Indeks
Pemberdayaan Gender (IDG) yang meningkat dari 69,57 poin pada 2013 menjadi
71,15 poin pada 2017," tutur Kusnadi di hadapan 59 anggota DPRD Jabar yang
hadir dalam paripurna.
Pansus I menyimpulkan, kinerja pemerintahan daerah selama
2017 sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan RPJMD 2013-2018.
Pansus menilai Pemprov Jawa Barat secara sungguh-sungguh berupaya mencapai
target dan capaian pembangunan yang sudah ditetapkan bersama DPRD.
"Hal ini patut kita apresiasi. Hal ini terlihat dari
lancarnya berbagai macam persoalan yang muncul terkait tugas dan kewenangan
pemprov, akibat perubahan peraturan, seperti penanganan dan pengelolaan SMA/SMK
yang menyerap anggaran yang besar di tahun 2017 ini," ucap Kusnadi.
Sementara itu, penghargaan dari Pemerintah Pusat menunjukkan
bahwa arah pembangunan sudah benar dan sesuai selaras dengan peraturan yang
ada. Namun, setelah mengkaji dan melihat dalam tataran implementasi di
lapangan, Pansus masih menemukan permasalahan di lapangan yang membutuhkan
perbaikan di masa mendatang.
LKPJ Gubernur Tahun 2017 mencatat adanya peningkatan
berbagai indikator ke arah positif. Hal ini terlihat dari aspek daya saing
provinsi, pelayanan publik, dan pelayanan kesehatan masyarakat.
Demikian pula dengan aspek pengelolaan keuangan daerah.
Terjadi peningkatan yang signifikan. Meski demikian, peran Pendapatan Daerah
dari kontribusi BUMD dan pendapatan lain-lain masih belum menunjukkan kenaikan
yang berarti. Bahkan, ada yang tidak mampu memberikan kontribusi. Hal ini
menurut Pansus, perlu menjadi perhatian dan langkah perbaikan di masa yang akan
datang.
Ditemui usai Rapat Paripurna, Ketua DPRD Jawa Barat Ineu
Purwadewi Sundari mengungkapkan, BUMD Provinsi Jawa Barat perlu didorong terus,
agar bisa memberikan kontribusi lebih pada Pendatapan Asli Daerah (PAD) Jawa
Barat.
"Pendapatan BUMD yang dikaji oleh Tim Pansus baru dari
sisi pajak yang besar dan baru Bank bjb. BUMD yang lainnya juga perlu terus ada
dorongan," ujar Ineu.
"Supaya BUMD ini semakin bisa memberikan kontribusi
yang lebih bagi PAD yang besar untuk pendapatan di Jawa Barat ini,"
tambahnya.
Sementara itu, menanggapi laporan Pansus I, Gubernur Ahmad
Heryawan dalam sambutannya di Rapat Paripurna mengucapkan terimakasih dan
apresiasi tinggi kepada pimpinan dan seluruh anggota DPRD Jabar, khususnya Tim
Pansus I LKPJ TA 2017 dan AMJ 2013-2018 yang terlibat secara aktif menelaah
LKPJ dan AMJ.
Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan di Jawa Barat
selama periode RPJMD 2013-2018, yang dibuktikan dengan pencapaian target
Indikator Kinerja Daerah (IKD), Indikator Kinerja Program (IKP), pencapaian
janji kampanye gubernur, serta berbagai prestasi yang diraih, kata Aher tidak
akan dapat diraih tanpa kerjasama dan dukungan dari seluruh pihak di Jawa
Barat, khususnya DPRD Provinsi Jawa Barat.
"Teriring harapan, semoga sinergitas yang telah
terjalin dengan baik selama ini, dapat terus terjaga untuk dapat berkelanjutan
untuk kesuksesan agenda-agenda pembangunan di Jawa Barat ke depan," tandas
Aher.
"Saya juga menyampaikan permohonan maaf apabila dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Jawa Barat selama periode
2013-2018 terdapat hal-hal yang kurang berkenan. Namun yakinlah bahwa semua
yang dilakukan adalah semata-mata untuk menjadikan Jawa Barat lebih maju dan
sejahtera untuk semua kita," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar