BANDUNG — Ada banyak cara memperingati Hari Kemerdekaan RI.
Banyak gaya juga dalam mengekspresikan rasa syukur dan sukacita menjalani tahun
ke-73 kemerdekaan Indonesia.
Apapun itu, pastikan menambah rasa memiliki dan wawasan kita
dalam hidup bernegara. Inilah yang menjadi dasar pemikiran Museum Gedung Sate
dalam menggelar “The Amazing Race at Museum Gedung Sate” dengan melibatkan
anak-anak usia sekolah dasar untuk berkompetisi di area Gedung Sate, tepat di
hari peringatan kemerdekaan RI.
Kepala Bagian Publikasi Setda Jawa Barat Azis Zulficar
mengatakan dengan kompetisi ini pihaknya ingin generasi muda mendapatkan
pengetahuan dengan cara yang fun mengenai sejarah. Sebanyak 80 orang peserta
berpartisipasi dalam kegiatan yang baru digelar perdana ini.
“Gedung Sate adalah bagian dari sejarah republik ini, jadi
tepat rasanya kita memasifkan informasi mengenai Gedung Sate melalui cara yang
berbeda, yaitu dengan kompetisi,” katanya di Gedung Sate Kota Bandung, Jumat
(17/8/18).
Lebih jauh Azis menjelaskan ada dua segmen usia dan beberapa
permainan yang dapat diikuti. Untuk 5-10 tahun dapat mengikuti Kaulinan Rakyat,
seperti Lomba Makan Kerupuk, Balap Karung, Lomba Balap Kelereng, Tarik Tambang,
dan Pecah Balon.
“Untuk usia 8-15 tahun, ada permainan yang lebih kompleks
bertajuk Treasure Hunt. Permainan ini dilakukan berkelompok, dengnan
mengumpulkan 17 kartu bergambar Gedung Sate dengan warna yang sudah ditentukan
di sekitar area Gedung Sate,” jelasnya.
“Untuk permainan ‘Mengenal Gedung Sate’, dibagi ke dalam
beberapa kelompok, tiap kelompok harus menjawab pertanyaan seputar Sejarah
Gedung Sate dan Peringatan Kemerdekaan RI di 5 Pos yang tersebar di sekitar
Halaman Gedung Sate,” jelasnya.
Peserta yang berpartispasi, menurut Azis, berasal dari
kalangan umum, keluarga PNS di lingkungan Gedung Sate dan undangan ke beberapa
sekolah dan komunitas.
Salah seorang tua dari peserta, Dita (35), mengatakan
dirinya dan anak-anaknya ikut kompetisi ini tanpa target menang, yang penting
adalah nilai perjuangan yang mereka ambil. “Seru, anak-anak senang. Intinya
kita mengajarkan kalau ingin meraih sesuatu itu harus melalui perjuangan dulu,”
katanya.
Azka, peserta yang juga siswa kelas 4 SD Moh. Toha, juga
merasakan senang karena berkesempatan ikut lomba 17an di Gedung Sate. “Kalau di
rumah atau di sekolah kan sudah biasa,” katanya.
Costume Play
Berada di Gedung Sate Jumat, 17 Agustus 2018, serasa sedang
memasuki mesin waktu dan kembali ke era 1945. Para pelaku sejarah pejuang
kemerdekaan dan prajurit berseragam Belanda dan Jepang terlihat hilir mudik.
Bedanya, mereka tidak sedang berperang, mereka malah asyik bersenda gurau.
Ada yang berbeda dengan penampilan para petugas museum dan
tim kreatif Humas Jabar yang dikomandani Kepala Bagian Publikasi Setda Jabar
Azis Zulficar. 17an kali ini, mereka menjelma menjadi pejuang kemerdekaan dan
prajurit kompeni dan Jepang.
Azis mengatakan permainan kostum (costume play/cosplay) ini
dalam rangka turut memeriahkan 17an di area Gedung Sate sekaligus ajang untuk
unjuk kreativitas.
“Kita sekali-kali berpenampilan beda sesuai dengan tema,
intinya sih agar kita bisa menjaga kebersamaan dan kreativitas yang
ujung-ujungnya semoga semakin dapat merangsang produktivitas kerja,” katanya
sambil memamerkan kostum tentara Jepang yang dipakainya.
Cosplay ini juga masih dalam rangkaian “The Amazing Race at
Museum Gedung Sate” dengan tujuan lain membangun ambience suasana perjuangan
tempo dulu. Sedikitnya ada lima komunitas yang berpartisipasi: Komunitas Jeep
Militer, sepeda ontel, Wajada, Purna Prakarya Muda Indonesia (PPMI), Kofaba,
Kominitas FBT (Forum Bandung Teritori) 1945, dan Food truck.
Erik (38) dari Komunitas Jeep Militer Bandung berharap acara
semacam ini dapat membuat anak-anak tertarik belajar sejarah. “Acaranya keren,
sangat mengedukasi terutama buat anak-anak kecil ini. Dengan adanya mobil-mobil
(eks) militer ini mereka bisa langsung belajar sejarah. Bisa dibilang museum
berjalan kan. Dengan begini mudah-mudahan anak-anak rasa patriotismenya bisa
lebih tinggi lagi,” katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar