BANDUNG -- Dalam rangka menyambut Hari Antariksa Nasional,
Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa
Nasional (LAPAN) kembali menggelar Dark Sky Night (Malam Langit Gelap) dengan
mengundang masyarakat untuk menikmati pesona antariksa di tengah kota.
Kepala Bagian Publikasi Setda Jawa Barat Azis Zulficar
mengatakan warga Jawa Barat dan Kota Bandung khususnya, untuk menikmati
keindahan langit malam beserta benda-benda antariksa di Halaman Gedung Sate,
Senin (6/8/18) dari sore hingga malam.
“Dari LAPAN menyiapkan peneropongan benda-benda langit
seperti bulan dan planet-planet dekat Bumi. Ada Planetarium mini juga yang siap
menyajikan tampilan seru langit malam. Tak ketinggalan juga talkshow
“Eksplorasi Langit Malam” yang disajikan oleh Peneliti Pusat Sains Antariksa,
Agustinus Gunawan Admiranto.
Menurut Azis, selain peneropongan, acara ini juga akan
dimanfaatkan untuk mengedukasi masyarakat mengenai antariksa, dan polusi
cahaya. "Satu lagi, untuk warga yang berminat datang ke acara ini bisa
duluan untuk mendownload aplikasi 'Sky Map' di ponsel pintar berbasis android
masing-masing. Nanti kita bisa sama-sama mengakurkan yang di ponsel dan di
langit oleh para ahlinya," tambahnya.
Menurut Lembaga Antariksa dan Penerbangan Antariksa Nasional
( LAPAN), Senin malam ini akan ada empat planet yang berjajar dari Barat ke
Timur, yakni Mars, Saturnus, Jupiter, Venus. Selain keempat planet itu,
beberapa rasi bintang terkenal juga akan menghiasi langit malam. Ada rasi
bintang Scorpio atau Kalajengking, Cygnus atau Angsa, dan Crux atau Salib
Selatan. Segi Tiga Musim Panas (Vega, Altair, dan Deneb) juga beberapa hujan
meteor juga akan menambah keindahan langit. Namun, pemandangan cantik ini tidak
bisa dilihat bila lingkungan penuh polusi cahaya.
Sebab itu, LAPAN mengajak masyarakat untuk ikut dalam aksi
" Malam Langit Gelap". Cukup matikan lampu luar secara bersama-sama,
pada pukul 20.00 sampai 21.00 waktu setempat dan nikmati langit malam minim
polusi cahaya.
Tentang Malam Langit Gelap Malam Langit Gelap merupakan
agenda tahunan yang diperingati setiap tanggal 6 Agustus, untuk memperingati
hari lahirnya UU Nomor 21 Tahun 2013 tentang Keantariksaan. Kampanye ini
diharapkan dapat mendorong masyarakat membatasi penggunaan lampu luar dan
kesadaran adanya polusi cahaya. Dengan Malam Langit Gelap, diharapkan
masyarakat merasakan perbedaan kondisi tanpa polusi cahaya dan kondisi saat
malam penuh polusi cahaya. Selain disuguhi pemandangan indah, aksi ini sekaligus
menjadi gerakan nasional untuk berhemat energi.
Polusi Cahaya di Jabar
Terkait dengan masalah polusi cahaya ini, Pusat Sains
Antariksa telah melakukan pengukuran kecerlangan langit malam menggunakan
peralatan yang diberi nama Sky Quality Meter. Peralatan ini dipakai untuk
mengukur tingkat kecerlangan langit pada suatu malam tertentu untuk mengetahui
tingkat polusi cahaya di tempat tersebut dan selanjutnya informasi yang didapat
bisa dipakai sebagai bahan untuk melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan
dalam mengatasi masalah polusi cahaya tersebut.
Peneliti Pusat Sains Antariksa, Agustinus Gunawan Admiranto
mengatakan dalam melakukan pengukuran polusi ini, Pusat Sains Antariksa
menempatkan beberapa alat Sky Quality Meter di balai-balai milik LAPAN, yaitu
BPAA Agam, BPAA Sumedang, BUTPAA Garut, BPAA Pontianak, BPAA Pasuruan, BPJ
Pare-pare, dan BKSPAA Biak.
“Pengukuran dilakukan sejak bulan April sampai Juli di mana
setiap malam setelah Matahari terbenam peralatan ini beroperasi. Data yang
diperoleh dari pengamatan ini kemudian dikumpulkan ke sebuah basis data yang
terdapat di Pusat Sains Antariksa dan selanjutnya diolah oleh tim yang bertugas
untuk itu,” jelasnya.
Gunawan menjelaskan dari kedelapan tempat pengamatan di atas
tampak bahwa langit di atas Garut dan Sumedang adalah tempat yang masih cukup
gelap sehingga obyek-obyek langit bisa teramati dengan baik. Sebaliknya, di
tempat-tempat lain terutama yang terletak di sekitar perkotaan polusi cahaya
sudah agak parah sehingga obyek-obyek langit yang lemah sulit untuk diamati.
“Daerah-daerah perkotaan hanya bisa melihat obyek-obyek
yang terang saja seperti planet Jupiter, Saturnus, Mars, dan Bulan. Obyek-obyek
lain seperti Milky Way, gugus-gugus bintang, atau bintang-bintang yang lebih
lemah cahayanya sudah sulit sekali teramati,” jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar