Mitrapolisi/ Bandung - Tingginya
tingkat produksi sampah, baik sampah rumah tangga maupun sampah industri di
Jawa Barat sangat timpang bila dibandingkan dengan daya tampung tempat
pembuangan sampah dan pengolahannya. Tak heran, sampah yang tidak terangkut
akhirnya bertumpuk di area pemukiman masyarakat dan menjadi sarang berbagai
macam penyakit berbahaya. Lebih parah lagi, sampah mulai mengambang di
sungai-sungai dan sumber air bersih. Bila sudah seperti ini, manakah yang lebih
penting antara penambahan anggaran kesehatan masyarakat atau investasi di
sektor pengolahan sampah?
Gubernur Jawa Barat
Ahmad Heryawan, yang akrab disapa Aher mengungkapkan, manakala sampah
tertangani dengan baik, maka akan menurunkan biaya kesehatan yang sangat
banyak. Begitu pula dengan air bersih, yang jika tertangani dengan baik pasti
bisa menurunkan biaya kesehatan sangat tinggi juga.
Menurut Aher, dalam
teori kesehatan ternyata bersihnya lingkungan dan penerapan pola perilaku
bersih dan sehat pada individu dan keluarga dapat berpengaruh hingga 75% dari
kesehatan kita. Sementara itu rumah sakit, obat-obatan, dokter, apotik dan lain
sebagainya yang termasuk pada kategori pelayanan kesehatan, pengaruhnya untuk
memelihara derajat kesehatan kita maksimal hanya 20% saja.
"Nah, supaya yang
20% itu pun tidak menghinggapi kita, dalam arti layanan kesehatan, maka mari
kita jaga lingkungan hidup sehat kita dengan perilaku hidup bersih dan sehat
yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari," ajak Aher dalam
sambutannya pada acara pemberian penghargaan dan penandatanganan nota
kesepahaman pengolahan sampah dan penyediaan air minum regional, di Aula Gedung
Sate Bandung, Rabu (06/09/2017).
Aher menekankan,
permasalahan sampah dan air bersih harus menjadi catatan bersama, khususnya
pemerintah kabupaten/kota karena menurut UU Persampahan, sampah adalah urusan
wajib kabupaten/kota dan irusan pilihan bagi pihak provinsi. Untuk itu Aher
menghimbau agar para pimpinan daerah se-Jawa Barat dapat mulai berinvestasi di
sektor pengolahan sampah, sehingga anggaran biaya kesehatan bisa dipangkas
karena masyarakatnya lebih sehat.
"Saya ingatkan
mumpung banyak Bupati Walikota yang datang sekarang, jangan sampai yang punya
kategori ‘sunnah’ lebih sibuk dari yang punya kategori ‘wajib’," tegas
Aher.
"Jangan ragu
untuk berinvestasi dalam pengolahan sampah, sebab semahal apapun investasinya,
ini berpengaruh pada penghematan anggaran, sebab nanti akhirnya biaya kesehatan
akan semakin rendah gara-gara lingkungan hidup kita sehat karena terpelihara,
terkelola sampahnya dengan baik. Termasuk juga air bersih," paparnya lagi.
Selain itu, Aher pun
mengatakan bahwa penyebaran air bersih di Jawa Barat sudah mencapai 71%, terus
meningkat dari tahun 2008 lalu yang hanya 55%. Aher inginkan penyebaran air
bersih terus ditingkatkan guna mendongkrak perolehan dan pendayagunaan akses
air bersih untuk masyarakat.
Guna mendukung kesemua
hal tersebut, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menandatangani Naskah Addendum
Perjanjian Kerja Sama Tentang Pelayanan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir
Sampah (TPPAS) Regional Nambo untuk Wilayah Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan
Kota Depok. Naskah addendum ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan yang
optimal dalam pengelolaan sampah yang baik serta memenuhi persyaratan
pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup.
Ditandatangani pula
naskah kesepakatan bersama dengan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Direktorat Jenderal Cipta
Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Penyelenggaraan
Sistem Penyediaan Air Minum Regional Metropolitan Cirebon Raya (Jatigede) dan
Regional Metropolitan Bandung Raya, yang pada hakekatnya merupakan bukti bahwa
Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk meningkatkan pelayanan publik,
terutama yang berkaitan dengan pelayanan dasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar