BANDUNG - Provinsi Jawa Barat dinilai paling siap dalam penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2018 mendatang, baik dari segi pendanaan, keamanan dan daftar pemilih.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Fasilitasi Kepala Daerah
dan DPRD Direktorat Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri, Akmal
Malik, yang saat itu memantau pra kondisi Pilkada serentak 2018 bersama tim
khususnya ke Pemprov Jabar, Jumat (15/09/2017).
"Sejauh ini jabar persiapannya menurut saya sudah
diatas bagus kita sudah memantau ke lima daerah," ujar Akmal.
Menurutnya, Jabar paling cepat dalam persiapan Pilkada
khususnya dalam hal pendanaan, keamanan dan data pemilih.
"Untuk kecepatan, Jabar menurut kita sangat cepat
sekali. Komunikasi kita dengan Jabar sangat bagus, bahkan keinginan Pak
Gubernur sangat kuat sekali untuk terus mendorong meningkatkan daftar pemilih
yang kini sudah di angka 63 persen buktinya beberapa dana untuk sosialisasi
saya lihat sudah bagus," terangnya.
Tahun 2018 mendatang Jabar akan menyelenggarakan Pilkada
serentak di 16 pemerintah Kabupaten dan Kota serta satu pemerintah Provinsi.
Akmal menurutkan, sebagai Provinsi yang memiliki jumlah penduduk terbanyak di
Indonesia yaitu 47 Juta jiwa, Jabar harus menjadi barometer penyelenggaraan
Pilkada yang sukses dan aman.
"Kita katakan Jabar barometer, pemilihnya terbanyak.
Kita mengajak kepada Provinsi untuk terus mensosialisasikan secara optimal
kepada masyarakat demi mensukseskan Pilkada ini, kan tidak bisa oleh Kemendagri
saja tapi harus dari daerah juga," tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengutarakan
optimismenya, Pilkada serentak 2018 di Jabar akan berjalan lancar dan aman dari
mulai persiapan hingga terpilihnya pemenang Pilkada.
"Kita punya pengalaman bahwa Pilkada di Jabar selalu
aman, belum pernah ada kerusuhan apapun ini pertanda bahwa masyarakat Jabar
dalam konteks demokrasi sudah dewasa, kalaupun ada sengketa palig hebat diselesaikan
di MK, selesai," ujar Aher.
Terkait pembiayaan Pilkada baik bagi Kota, Kabupaten dan
Provinsi, Aher menyatakan sudah siap. Kalaupun dari Kabupaten atau Kota ada
yang kekurangan dana, pihaknya akan meminta merevisi APBD yang bersangkutan.
"Pembiayaan sudah siap baik dari Provinsi maupun
Kabupaten dan Kota. Kalau ada dari Kabupaten atau Kota yang kurang kita akan
minta merevisi APBD yang bersangkutan karena yang paling penting adalah lancar
pelaksanaannya dan aman," jelasnya.
Dana untuk Pilkada pemilihan Gubernur/ Wakil Gubernur Jabar
sendiri, Pemprov Jabar telah menganggarkan sebesar 1,6 Triliun. Dana tersebut
sudah termasuk dana pengamanan yang nanti akan diserahkan ke Polda Jabar, Polda
Metro Jaya, Kodam III Siliwangi dan Kodam Jaya.
"Dana keamanan itu kan untuk mengamankan jangan sampai
nanti ada kejadian gara-gara dana keamanan kurang. Untuk keamanan kita
berfikirnya diatas situasi, kalau situasi di prediksi sedang kita siapkan
keamanan tinggi, kalau rendah kita sedang, kalau tinggi kita tiga kali lipat
lebih tinggi," terangnya.
Dari 1,6 Triliun itu, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jabar
mendaptkan dana sharing sebesar Rp 1,169 Triliun, Bawaslu Jabar Rp 322,6
Milyar, Polda Jabar Rp 174,5 Milyar, Polda Metro Jaya Rp 22,15 Milyar, Kodam
III Siliwangi Rp 26,372 Milyar dan Kodam Jaya Rp 2.89 Milyar.
Melihat pada Pilkada sebelumnya jumlah pemilih di jabar
mencapai 63 persen. Aher optimis, tahun ini jumlah tersebut akan bertambah
dengan terus gencar melakukan sosialisasi ke tiap daerah.
"Harapannya kita ingin apalagi para pemilih pemula kan
terdidik kita minta supaya menggunakan hak nya dengan baik, pilih sesuai hati
nurani, mereka kan generasi gadjet karena itu nanti pendekatan sosialisasinya
pendekatan milenia juga melalui teknologi informasi," pungkas Aher.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar