Mitrapolisi/
KOTA BOGOR - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz)
sangat mengapresiasi Kelurahan Katulampa di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor
atas prestasinya meraih Juara Tiga Lomba Desa/Kelurahan Tingkat Nasional tahun
ini.
Katulampa bisa
menjadi inpirasi bagi kelurahan lain tidak hanya di Jawa Barat bahkan di
Indonesia dalam hal implementasi sinergitas berbagai pihak. Sinergitas ini
penting untuk mengembangkan potensi kreativitas yang dimiliki wilayah dan
masyarakat. Demiz mengungkapkan hal tersebut dalam kunjungan kerja sekaligus
silaturahim bersama warga di RW 09 Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur,
Kota Bogor, Kamis (14/9/17).
"Saya kira ini bukti sinergitas berbagai pihak, mulai
dari pemerintahnya, komunitasnya, pengusahanya, dan juga akademisinya. Bisa
mewujudkan sebuah Kelurahan Katulampa yang terkenal dengan sumber banjir
menjadi kelurahan yang dikenal dengan prestasinya," ungkap Demiz.
"Ini (Kelurahan
Katulampa) bisa menjadi inspirasi bagi kelurahan-kelurahan lain dalam
penilaian-penilaian yang akan datang dari Pemerintah Pusat," tambahnya.
Hal yang menonjol dan
menjadi unggulan dari Kelurahan Katulampa yaitu Gemarsawi. Gemarsawi atau
Gerakan Masyarakat Sadar Wilayah merupakan sebuah gerakan bersama atau gotong
royong antara masyarakat dengan berbagai pihak dalam mengelola potensi serta
lingkungan di Katulampa. Implementasinya berupa Kampung Warna Warni Katulampa
serta Wahana Wisata Edukasi dan Alahraga Berbasis Masyarakat.
Kampung warna-warni,
masyarakat di sini memperindah lingkungan sekitar dihiasi berbagai warna,
gambar, serta ornamen-ornamen tradisional di setiap sudut kampungnya. Selain
itu, masyarakat juga memanfaatkan potensi sungai dimana kodisi airnya masih
jernih dan daerah aliran sungai yang bebas sampah serta limbah industri untuk
berwisata.
Ada berbagai wahana
Wisata Edukasi dan Olahraga di Katulampa yang tersedia dalam paket liburan dan
wisata. Seperti Wahana Sejarah di Bendungan Katulampa, Wahana Susur Lembur
(jogging dan biker track), Wahana Kaulinan Budak Baheula (Permainan Anak Zaman
Dahulu), Wahana Ngalun yaitu menyusuri sungai atau berenang, Moro Lauk (Berburu
Ikan), Ngunder Sayur (Panen Sayuran), serta masih banyak wahana lainnya.
"Ini kepariwisataan. Jadi Pariwisata tadi bukan hanya
alam, pariwisata tadi justru ruhnya tadi adalah industri kebudayaan. Ruhnya
tadi adalah budaya masyarakat. Ini yang menarik, bisa ada kulinernya yang
menjadi ekspresi masyarakat, bukan hanya sekadar sungai," kata Demiz.
Untuk itu, pada
kesempatan ini Demiz mendorong warga Katulampa bisa menggali berbagai potensi
kreativitas lainnya selain potensi alam. Mereka bisa mengembangkan seni dan
budaya khas Katulampa, kuliner, atau pengembangan berbagai produk pertanian.
Melalui pemanfaatan
potensi ini, menurut Demiz masyarakat bisa mendapatkan pemasukan tanpa menunggu
bantuan dari Pemerintah. Pendapatan ini bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan warga
sendiri, seperti peningkatan taraf hidup dan kesehatan, pendidikan, perbaikan
infrastruktur kampung, dan kebutuhan lainnya.
Koordinator Gemarsawi
Katulampa, Faiz, mengatakan bahwa Gemarsawi merupakan proses panjang yang telah
dilakukan oleh warga Katulampa. Warga Kelurahan Katulampa menempa dirinya
dengan belajar untuk mengenal atau sadar akan potensi yang dimiliki lingkungan di
sekitarnya.
“Bersama masyarakat,
berbulan-bulan, siang-malam kita berproses sambil belajar. Maka dirumuskanlah
yang namanya Gemarsawi. Proses awalnya ini proses natural, melalui proses
diskusi yang lumayan panjang. Masyarakat juga secara perlahan belajar tentang
apa sih yang membuat kita prihatin,” papar Faiz.
Bentuk keprihatinan tersebut secara perlahan menjadi sebuah
gerakan sistematis dan terorganisasi dengan baik. Dengan rasa percaya diri dan
keyakinan tinggi, warga pun mulai merealisasikan Gemarsawi. Hingga kini,
Gemarsawi telah melahirkan berbagai jaringan komunitas dalam berbagai hal –
tidak hanya di Katulampa namun sudah melanda ke wilayah atau Kelurahan lainnya.
Ke depan, selain telah menjadi wadah atau Forum Gemarsawi Indonesia rencananya
akan dibentuk pula Gemarsawi Institue.
“Kita berkomitmen, sebelum Gemarsawi menjadi Gerakan
Nasional Masyarakat Sadar Wilayah, kita tidak akan berhenti. Karena Indonesia
perlu kesadaran, keasadaran dalam berbagai hal,” pungkas Faiz.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar