Minggu, 02 April 2017

IWA HADIRI PENGUKUHAN PENCAK SILAT DI PONPES DZIKIR AL-FATH FAJAR LAKSANA

Mitrapolisi/
SUKABUMI,  Pimpinan pondok pesantren dan Paguron Silat se-Sukabumi, Minggu, 2 April 2017 mendukung peluncuran pencak silat sebagai bidang studi olahraga pondok pesantren se-Jawa Barat. Launching dan peluncuran pencak silat yang dikukuhkan Sekteraris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Iwa Karniwa berlangsung di Pondok Pesantren Syamsul Ulum, Kota Sukabumi dihadiri ratusan pendekar dan pimpinan pondok pesantren.

Mereka sangat berharap dengan diresmikan pencak silat sebagai muatan lokal (mulok) di seluruh pesantren diharapkan eksitensi olahraga tradisional dan budaya tanah air dapat terus berkembang. Apalagi selama ini, keberadaan pencak silat dikhawatirkan tersisih dengan menjamurnya berbagai bela diri yang berasal dari luar negeri.

“Pencak silat sebagai warisan budaya sepantasnya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan pondok pesantren. Dan pencak silat sudah selayaknya mendapatkan tempat di masyarakat. Kami menyambut baik telah di luncurkannya pencak silat sebagai muatan lokal di pondok pesantren,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Dzikir Al-Fath, Fajar Laksana.

Fajar Laksana yang juga pimpinan Paguron Maung Bodas mengatakan pencak silat telah diajarkan dalam kegiatan dilingkungan sebagian pondok pesantren. Namun lebih jauh dia sangat berharap olah raga tradisional Indonesia bisa menjadi olahraga utama bagi para santri di seluruh pondok pesantren se-Jawa Barat.

“Setelah dicanangkan pencak silat sebagai olahraga utama di lingkungan pondok, maka selayaknya materil pembelajaran lebh ditingkatkan. Sehingga tidak menutup kemungkinan seluruh pondok pesantren di Jawa Barat, materi pencak silat dapat diajarkan kepada seluruh santrinya,” katanya.

Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Iwa Karniwa mengaku prihatin seni beladiri pencak silat yang merupakan unsur beladiri tradisional bangsa tidak banyak dipelajari anak muda Indonesia. Bahkan banyak generasi muda lebih memilih seni beladiri dari luar negeri.

“Padahal dulu pencak silat diajarkan kepada para santri. Karena itu, diharapkan dengan telah louching pencak silat masuk pesantren diharapkan eksistensi pencak silait kembali lebih bergeliat,” katanya.

Iwa Kartiwa mengatakan kultur silat tradisional mulai hilang di lembaga pendidikan baik formal maupun non formal saat ini. Dan sangat optimis pencak silat sudah menjadi bagian dari pembelajaran wajib diseluruh pondok pesantren di jawa Barat.

“Pencak silat bukan hanya mengajarkan seni dan beladiri saja, namun juga penguatan akhlak anak didik. Sehingga sangat relevan bila pencak silat diajarkan kepada seluruh santri,” katanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar