Mitrapolisi/
BANDUNG–Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan (Aher) dijadwalkan
untuk hadir dan menandatangani langsung naskah letter of intent antara
pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dengan pemerintah Souss Massa Region pada
Selasa (18/4/2017) waktu setempat di Meknes, Maroko. Kerjasama yang akan
dijajaki adalah di bidang pengembangan usaha kecil dan menengah, perikanan,
pariwisata, perdagangan dan investasi, seni dan budaya, pendidikan dan bidang
lainnya yang disepakati.
Selain itu, Aher dijadwalkan akan menghadiri pertemuan dengan
Presiden Souss Massa Region, Kerajaan Maroko Mr. Brahim Hafidi, Wali Souss
Massa Region Mrs. Zineb El Adaoui, dan Rektor Universitas Ibn Zohour Professor
Omar Halli.
Turut serta dalam rombongan ini Wakil Ketua DPRD Jabar, Kepala
Dinas Penanaman Modal Dan Perizinan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat,
Dadang Masoem, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat,
Hening Widiatmoko, untuk mempresentasikan peluang-peluang bisnis di Jawa Barat.
Kepala Biro Pemerintahan dan Kerjasama Setda Jabar, M. Taufiq
Budi Santosa yang turut serta dalam rombongan mengatakan ini merupakan langkah
awal upaya meningkatkan hubungan antar warga atau "people to people
contacts" yang menghasilkan pengertian yang makin besar diantara kedua
negara.
“Maroko dipilih karena letak geografisnya yang memungkinkan
menjadi pintu gerbang bagi masuknya berbagai produk Indonesia ke sejumlah
negara tetangga dikawasan barat dan utara Afrika diantaranya Mesir, Tunisia,
Jordania, Uni Arab Emirat, dan sejumlah negara mitra perdagangan bebas lainnya
seperti Turki, negara-negara Uni Eropa, dan Amerika Serikat. Diharapkan
kemitraan ini dapat menjadi pintu masuk bagi produk-produk ekspor unggulan Jawa
Barat ke negara-negara tersebut dan demikian pula sebaliknya,” jelas Taufiq via
telepon dari Maroko, Senin (17/4/2017) waktu setempat.
Menurutnya, kunjungan rombongan Gubernur Jabar kali ini
merupakan momentum yang sangat baik dan strategis untuk peningkatan kerjasama
pada sektor ekonomi, perdagangan, bisnis dan investasi. Bidang yang menjadi
fokus, pertama adalah kerjasama pada bidang perdagangan dan investasi yang
bertujuan untuk meningkatkan volume perdagangan dengan mengoptimalkan peluang
pemasaran produk dan komoditi potensial lainnya yang dapat dipasarkan di kedua
wilayah.
Produk komoditi potensial Jawa Barat yang dapat dipasarkan
maupun dikembangkan pemasarannya ke Souss Massa terdiri dari produk kopi dan
teh, produk funitur dan kerajinan tangan yang berbahan kayu, pemasaran makanan
halal dan kerjasama dalam fasilitasi pemberian label halal pada produk Jawa
Barat serta pembukaan bisnis restoran di Maroko, produk alas kaki dan pakaian
jadi khususnya produk fashion muslim.
“Kedua, pada bidang pariwisata yaitu dengan adanya kebijakan
Indonesia untuk fasilitas bebas visa kunjungan wisatawan Maroko selama 30 hari.
Hal ini merupakan kesempatan baik untuk mendorong arus turis dari Maroko ke
Indonesia yang juga menjadi peluang bagi Jawa Barat,” katanya.
Ketiga, kata Taufiq, yaitu kerjasama bidang pendidikan dimana
universitas, civitas academica, serta mahasiswa memegang peranan penting
didalamnya. “Hubungan ini, diharapkan dapat terbentuk program kerjasama
pendidikan berupa pertukaran mahasiswa dan guru, joint lecture, serta sister
university,” tambahnya.
Disebutkan Taufiq, dalam rangka meningkatkan hubungan dagang
antar kedua negara, pada tahun 1988 keduanya telah menandatangani kesepakatan
perjanjian kerjasama perdagangan. Akan tetapi, dilihat dari total perdagangan
antar Indonesia dan Maroko periode tahun 2016 sebesar 158 juta USD, dengan
total ekspor non migas 95 juta USD dan total impor non migas 62,3 juta USD.
Dari sisi ekspor dan impor non migas menunjukkan surplus perdagangan kedua
negara berada dipihak Indonesia.
Jumlah tersebut menunjukkan adanya tren penurunan total
perdagangan antar kedua negara dari periode 2015-2016 sebesar 20%. Total
perdagangan keduanya masih belum berkembang dan masih relatif kecil jika
melihat dari besarnya potensi dan peluang yang ada. Jarak kedua negara yang
relatif jauh merupakan salah satu penyebab masih rendahnya nilai perdagangan
kedua negara serta peluang masuk produk-produk Indonesia ke pasar Maroko
seringkali melalui negara ketiga begitu pun sebaliknya menyebabkan pajak dan
konsekuensi harga menjadi tinggi.
Dengan demikian, pembentukan kemitraan di level sub nasional ini
diharapkan dapat menambah geliat aktifitas perdagangan antar kedua negara,
khususnya Jawa Barat dan Souss Massa. “Oleh karenanya, sesuai arahan Gubernur
Jabar, pertemuan ini merupakan momentum yang sangat baik dan strategis untuk
kita manfaatkan sebaik-baiknya, terutama dalam upaya peningkatan kerjasama di
sektor ekonomi, perdagangan, dan bisnis,” ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar