Mitrapolisi/
JAKARTA – Inovasi tiada henti, menjadi kalimat yang tepat
ditujukan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat, yang memang terus tiada henti
berinovasi demi Jawa Barat yang maju dan sejahtera untuk semua.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyebutkan
landasan kebijakan penerapan inovasi dalam pembangunan Jawa Barat. Dimana
Dirinya membagi inovasi pada tiga kategori, yakni Inovasi Tata Kelola
Pemerintahan, Inovasi Pelayanan Publik, dan Inovasi Produk Sektoral.
Inovasi Tata Kelola Pemerintahan, papar Aher, ditujukan guna
meningkatkan Kinerja pemerintahan, profesio nalisme aparatur, dan perluasan
partisipasi publ ik. Sementara Inovasi Pelayanan Publik dirancang untuk
membangun masyarakat yang berkualitas dan berdaya saing. Adapun Inovasi Produk
sektoral dirancang untuk membangun perekonomian yang kokoh dan berkeadilan.
Dalam rangka Innovative Government Award (IGA) 2017 yang
diselenggarakan oleh Badan Litbang Kementerian Dalam Negeri RI, Gubernur Aher
paparkan lima inovasi di Jawa Barat yang mewakili tiga kategori yang Ia telah
sebutkan.
Pertama, pada Kategori Inovasi Tata Kelola Pemerintahan,
Aplikasi si-Dadali (Sistem Informasi
Data Pengendalian), menjadi sebuah inovasi yang diterapkan dalam pengendalian
pelaksanaan pembangunan di Pemerintah Provinsi Jawa Barat berbasis sistem
informasi.
Adalah suatu aplikasi terintegrasi yang menghasilkan 1 entri
untuk 5 (lima) output laporan capaian kinerja bulanan, laporan evaluasi
triwulanan, laporan pemantauan proses dan progres pengadaan barang/jasa, laporan
estimasi/efisiensi, dan laporan SISMONTEPRA
(Sistem Informasi Monitoring Evaluasi dan Pengawasan Realisasi
Anggaran).
“Aplikasi pelaporan pelaksanaan pembangunan yang
efektif, efisien, dan akurat secara
otomatis menghasilkan Berita Acara Evaluasi dan Estimasi. Serta mampu secara
akurat dan faktual memantau pelaksanaan kegiatan sekaligus sebagai ‘early
warning’ terhadap kegiatan yang berpotensi memiliki masalah,” papar Aher saat melakukan pemaparan pada para
juri Innovative Government Award 2017, di Hotel Acacia Jakarta, Kamis
(26/10/2017).
Aplikasi si-Dadali pun menurut Aher, sudah dapat dijadikan
sebagai alat bantu Perangkat Daerah untuk melakukan ‘self- evaluation’ dan
‘self- assessment,’ yang sangat berguna untuk evaluasi progres pelaksanaan
kegiatan APBD Provinsi Jawa Barat. Selain itu, aplikasi semi online inipun
dapat dimanfaatkan sebagai alat pemandu bagi Perangkat Daerah untuk
meningkatkan kinerja berupa realisasi keuangan dan capain fisik kegiatan APBD
Provinsi Jawa Barat serta pelaporan SISMONTEPRA.
Kemudian, pada ketegori Inovasi Pelayanan Publik, Gubernur
menawarkan program e-samsat (Sistem Manunggal Satu Atap Elektronik), merupakan
layanan registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor secara elektronik,
pembayaran PKB, SWDKLLJ, dan PNBP yang bisa dilakukan di seluruh ATM Bank BJB,
Bank BCA, Bank BRI, Bank BNI, Bank CIMB Niaga, dan Bank Permata.
“Aplikasi ini mampu memutus rantai birokrasi dengan
menyelesaikan semua urusan samsat dalam satu transaksi elektronik (cashless).
Uniknya, struk ATM sebagai bukti dan sebagai dokumen yang dipersamakan dengan
Tanda Bukti Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (TBPKB),” kata Aher.
Yang membanggakan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah
memfasilitasi pemanfaatan aplikasi e-samsat Jabar sebagai rujukan bagi 17
Provinsi di Indonesia. Ke 17 Provinsi yang menandatangani MOU pada tanggal 25
November 2016 dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang difasilitasi KPK RI
untuk mereplikasi aplikasi e-Samsat Jabar diantaranya; Bengkulu, Lampung, Riau,
Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa
Tenggara Timur, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.
“Pemprov Jabar menghibahkan source program aplikasi e-samsat
jabar ke 17 Provinsi. Pemprov Jabar mempelopori transaksi non tunai, bebas suap
dan bebas antri, serta kemudahan pelayanan dan debirokratisasi,” katanya.
Masih pada Kategori Pelayanan Publik, terdapat pula SIMPATIK
Jabar, atau sisitem informasi pelayanan perizinan untuk publik, adalah aplikasi
pengelolaan pelayanan perizinan secara elektronik berbasis website yang
dikembangkan secara mandiri oleh pegawai ASN internal Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Jawa Barat.
Lewat aplikasi ini, masyarakat dapat mengecek daftar jenis
perizinan, persyaratan , formulir dan durasi waktu penyelesaian. Masyarakat
juga dapat mendaftar perizinan dan pengaduan secara online dengan tanpa tatap
muka, tanpa jarak dan batasan waktu.
Keunggulan lain aplikasi ini yakni, masyarakat dapat memantau
proses permohonan perizinan yang diajukan secara langsung. Aplikasi SIMPATIK
pun tidak berbayar dan dapat direplikasi pada instansi PMPTSP baik di tingkat
Provinsi maupun Kabupaten dan Kota.
“Aplikasi SIMPATIK dikembangkan dengan pemetaan data lokasi
sebaran perizinan di Jawa Barat,” tambah Aher.
Pada kategori produk sektoral, ditawarkan inovasi
pengembangan ikan nila nirwana (nila ras wanayasa). Dengan rekayasa genetik
melalui metode seleksi family dan introgresi, ikan nila yang awalnya betelur < 500 Telur/induk dan tidak tahan terhadap
Bakteri Streptococcus, kini nila ras nirwana mampu bertelur >1.500
telur/Induk serta tahan terhadap Bakteri Streptococcus.
“Dengan kata lain produksi telur meningkat tiga kali lipat,
dan ukuran tubuhikan empat kali lebih besar,” tukasnya.
Keunggulan inovasi ini pun yakni pemijahan ikan yang bisa
dilakukan 4-6 Kali per tahun, sehingga
(produksi telur 6x1500=9000 butir telur). Larva memiliki ukuran 8-12 Cm, dengan
waktu Pemeliharaan 40-60 Hari, artinya waktu pemeliharaan separuh, lebih
singkat, dan produksi meningkat. Adapun waktu pembesaran yang dilakukan cukup
dengan waktu 3 bulan,degan efisiensi pakan 60-90%.
“Artinya perbaikan genetis yang mampu meningkatkan kualitas
ikan yang cepat besar, bertelur lebih banyak, frekuensi pemijahan lebih sering,
tahan penyakit Bakteri Streptococcus, waktu pembesaran dua kali lebih singkat,”
kata Aher.
Selain itu, Pemprov Jabar juga berinovasi pada bidang
sosio-cutural, yang sekalgus bergerak pada bidang penyelamatan lingkungan yaitu
program Ecovillage, atau gerakan desa berbudaya lingkungan mewujudkan Jawa Barat bersih, sehat, indah, dan lestari.
Kegiatan Ecovillage fokus kepada perubahan perilaku seluruh
pemangku kepentingan dan keterlibatan berbagai unsur di masyarakat mulai dari
perencanaan, identifikasi masalah, penyusunan rencana aksi sampai ke gerakan
aksi berkelanjutan.
“Eovillage ini merupakan rekayasa sosial berupa perubahan
budaya,” jelasnya.
Masyarakat Ecovillage kini tersebar di 277 desa, 48
kecamatan, dan 13 kabupaten/kota di Jawa Barat. Sebanyak 20-25 Orang kader di
sebar di setiap Desa/Kelurahan. Pada tahun pertama diadakan tahapan riungan dan
pendampingan, sambil menggali potensi desa, dan pengkajian lingkungan serta
pemetaan rencana aksi.
Pada tahun selanjutnya diadakan pendampingan setiap bulan
untuk memperkuat dan meningkatkan kapasitas, kualitas serta kuantitas kader
lingkungan. Kini Ecovillage telah menghasilkan 5.540 kader ecovillage, 60 unit
bank sampah, hasil kerajinan kader ecovillage, kondisi sungai mulai bersih,
bebas polusi, dan bisa ditanami ikan.
Sementara itu Plt. Kepala Badan Litbang Kemendagri RI Dodi
Riyadmadji mengatakan, kegiatan IGA 2017 ditujukan untuk mendorong Pemerintah
Daerah baik Pemerintah Provinsi maupun Pemerintah Kabupaten/Kota melaksanakan
Inovasi Daerah secara berkesinambungan dalam rangka memajukan daerah dan
meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat.
“Pemerintah Daerah dituntut untuk lebih profesional dalam
melakukan pengelolaan terhadap seluruh sumber daya yang dimilikinya, serta
mampu melakukan percepatan dalam rangka mendorong peningkatan pelaksanaan di
seluruh aspek, melalui kebijakan-kebijakan yang kreatif dan inovatif yang
disesuaikan dengan karakteristik, kemampuan serta kearifan lokal di daerahnya
masing-masing,” tutur Dodi.
Dodi menambahkan, IGA 2017 juga diselenggarakan guna
meningkatkan pengawasan dan peran serta masyarakat dalam setiap perumusan
kebijakan dan program yang diterapkan Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota,
sehingga dapat diterima (accepted) masyarakat, tepat (appropriated) dan
berkelanjutan (sustainable).
Adapun penghargaan akan diberikan kepada Pemerintah Daerah
yang melakukan inovasi dan kreativitas dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah secara transparan dan bertanggung jawab dalam upaya peningkatan
pelayanan publik, peningkatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan daya
saing daerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar