Jumat, 16 Juni 2017

Gubernur Aher Khawatir Kebijakan Sekolah 5 Hari Sekolah Gerus Madrasah Diniah

Mitrapolisi/Bandung Penerapan full day school lima hari sekolah yang digagas Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Efendy menuai pro kontra. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan ikut angkat bicara terkait kebijakan baru tersebut.

Menurut dia, konsep full day school yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23/2017 memiliki tujuan yang bagus. Namun dalam pelaksanaannya, ia khawatir menimbulkan banyak persoalan.

Salah satunya, berbenturan dengan kegiatan belajar lainnya seperti Madrasah Diniaya yang biasa digelar usai sekolah. "Mungkin nanti ada tabrakan kepentingan dengan Madrasah Diniah khususnya bagi yang SD dan SMP. Nanti Diniah jadi hilang dong," katanya, di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (16/6).

Padahal, kata dia, adanya Madrasah Diniah sangat penting untuk membentuk karakter para siswa yang berdasarkan pada kearifan lokal. Sehingga bila diberlakukan full day school bisa mengurangi kesempatan siswa mendapat pelajaran agama di luar sekolah umum.

"Padahal diniah itu menjadi bagian cara kita membentuk generasi, cara melengkapi pelajaran yang ada di sekolah keagamaannya kurang, dimasukan ke diniah. Itu bisa menjadi revolusi mental," ucapnya.

Selain itu, tidak semua sekolah memiliki fasilitas lengkap untuk menjalankan konsep full day school. Hal itu akan menjadi masalah lainnya yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah pusat.

"Yang jelas wajar kalau banyak suara (menentang) karena memang di lapangan tidak semua siap daya dukungnya," ucap dia.

Dia menyarankan, ada kajian kembali untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut. Sehingga penerapannya tidak menuai masalah di lapangan. (sasa)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar