Mitrapolisi/
SURABAYA - Pemerintah
Daerah Provinsi Jawa Barat meraih anugerah sebagai Pemprov Penggerak
Pengembangan Kokab Layak Anak Terbaik karena 50 persen daerahnya telah
berpredikat layak anak. Penghargaan lain yang diraih Pemprov Jabar yaitu
Pembinaan Forum Anak Trrbaik Tingkat Provinsi.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri PPPA Yohana
Yembise pada Anugerah Kota Layak Anak 2018 yang kali ini digelar di Kota
Surabaya, Senin (23/07/2018) malam, atau bertepatan dengan puncak peringatan
Hari Anak Nasional.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa
yang hadir pada Anugerah Kota Layak Anak 2018 mengapresiasi karena setiap
tahunnya semakin bertambah daerah di Jabar yang berpredikat layak anak.
"Terima kasih karena dari 27 Kokab se-Jabar 20 nya
telah mendapatkan penghargaan layak anak," kata Iwa.
Dari 27 Kabupaten dan Kota (Kokab) di Jawa Barat, 20 daerah
diantaranya ditetapkan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak sebagai Kokab layak anak dengan berbagai kategori. Khusus untuk Kota
Bandung dan Kabupaten Bogor mendapatkan peringkat Nindya dalam penganugerahan
Kota Kabupaten Layak Anak (KLA) 2018.
Kedua puluh Kota Layak Anak dengan kategori diantaranya,
penghargaan pemenuhan hak sipil terbaik, pembinaan forum anak terbaik,
pencegahan perkawinan anak terbaik, unit pelayanan terpadu daerah untuk
perlindungan perempuan dan anak terbaik, Puskesmas dengan pelayanan ramah anak
terbaik dan sekolah ramah anak terbaik. Penghargaan khusus juga diberikan
kepada Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar) sebagai institusi kepolisian
ramah anak bersama dengan Polres Banjar dan Polres Sorong.
Khusus untuk kategori Pembinaan Forum Anak Daerah Terbaik
Tingkat Provinsi, Pemprov Jabar dinilai telah mewadahi partisipasi bagi anak
yang belum berusia 18 tahun dimana anggotanya merupakan perwakilan dari
kelompok anak, dikelola oleh anak dan dibina oleh pemerintah daerah sebagai
media untuk mendengar, memenuhi aspirasi, pendapat, keinginan dan kebutuhan
anak dalam proses pembangunan. Adapun kriteria pemberian penghargaan ini
meliputi adanya kebijakan daerah, terbentuknya kepengurusan forum anak,
tersedianya sarana dan prasarana sekretariat forum anak serta terlaksananya
program dan kegiatan positif, kreatif, inovatif.
Sekda Iwa berharap, tahun berikutnya seluruh Kokab di Jabar
meraih predikat layak anak. Dengan begitu maka Jabar bisa menjadi provinsi di
Indonesia dengan peringkat utama layak anak.
"Tahun depan kita harapkan seluruh Kokab dapat predikat
layak anak. Akan kita kejar tujuh daerah lagi yang belum mendapatkan. Dengan
begitu maka provinsi pun menjadi peringkat utama atau penghargaan paling
tinggi," harapnya.
Untuk itu, Iwa akan terus mendorong daerah agar melakukan
upaya peningkatan perhatian kepada anak dan membangun komunikasi intensif
kepada semua pihak pemerhati anak. Selain itu, upaya lain akan Ia dorong
melalui jalur pendidikan dari SD hingga SMU baik negeri maupun swasta seperti
menciptakan konsep sekolah ramah pada pendidikan formal dan informal.
"Juga melalui pendekatan keagamaan di masjid, mushola
dan saluran-saluran Ormas keagamaan. Dengan cara yang kita kembangkan ini
Alhamdulillah perkembangannya signifikan sehingga perhatian kepada anak menjadi
meningkat dan dinilai oleh pemerintah pusat, Alhamdulillah dari tahun ke tahun
terus meningkat," ungkapnya.
Sementara itu Menteri PPPA Yohana Yembise menuturkan, tahun
ini Kokab berpredikat layak anak meningkat cukup signifikan dari tahun
sebelumnya. Terbukti dari 389 peserta pada Anugerah KLA 2018, 177 Kokab
dianugerahi layak anak.
"Evaluasi Kokab layak anak tahun 2018 diikuti oleh 389
daerah dan yang meraih penghargaan 177 Kokab. Jumlah ini meningkat 50% dari
tahun 2017," katanya.
Anugerah KLA 2018 juga diberikan kepada 10 pemerintah
Provinsi sebagai penggerak pengembangan Kokab layak anak. Dua Kota meraih
peringkat utama layak anak, peringkat nindya 11 Kokab, madya 51 Kokab dan
pratama 113 Kokab.
Dikatakan Yohana, anugerah KLA merupakan kerja keras Pemda dalam pembangunan
nasional di bidang pemenuhan hak anak dan perlindungan khusus anak yang
didukung oleh lembaga masyarakat, dunia usaha, media serta peran dari forum
anak sebagai pelapor dan pelopor. Pemerintah pusat telah menargetkan Indonesia
layak anak pada tahun 2030.
"Semua daerah harus layak anak karena target kami
adalah tahun 2030 Indonesia layak anak. Perjalanan masih panjang, ini pekerjaan
rumah yang besar perlu sinergi dan kerja keras dari pemimpin-pemimpin di
daerah," tuturnya.
Saat ini jumlah anak di Indonesia mencapai 87 juta jiwa.
Namun belum ada satu provinsi pun yang ditetapkan layak anak.
"Belum ada provinsi di Indonesia yang layak anak karena
harus semua Kokabnya layak anak tapi sekarang ini sudah menuju kesitu,"
ujarnya.
Sesuai dengan Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang
pemerintahan daerah, perempuan dan anak adalah urusan pemerintah daerah. Untuk
itu Yohana meminta perhatian khusus kepada seluruh Pemda. Ia menuturkan, saat ini
banyak laporan yang masuk ke KemenPPPA dari pemerintah daerah terkait kecilnya
anggaran untuk peningkatan pemberdayaan dan perlindungan anak.
"Banyak laporan masuk ke saya yang mengeluh bahkan
anggaran mereka sangat kecil, padahal jangan takut untuk meningkatkan anggaran
untuk perempuan dan anak karena dua pilar ini yang menyelamatkan bangsa ini
kedepan. Di negara lain yang sudah saya kunjungi dan pelajari mereka investasi
besar-besaran untuk perempuan dan anak karena menurut mereka perempuan lah yang
akan menyelamatkan planet ini kedepan dan anak-anak lah yang akan menjadi
pemimpin dan generasi masa depan," pungkas Yohana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar