Mitrapolisi/
KOTA BANDUNG -- Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar
menyampaikan apresiasinya atas pembangunan Flyover, atau jembatan layang
Antapani. Ini merupakan proyek kerjasama antara Puslitbang Jalan Dan Jembatan
(PUSJATAN) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Pemerintah Kota
Bandung, dan Posco Steel Korea.
"Kami berharap pembangunan proyek percontohan flyover
ini berjalan lancar dan sukses sesuai rencana, sehingga bermanfaat untuk
mengurangi tingkat kemacetan lalu lintas akibat persimpangan sebidang dan
tingginya volume kendaraan di Kota Bandung," katanya pada Ground Breaking
Pembangunan Flyover Antapani oleh Menteri PU dan Perumahan Rakyat, di persimpangan
Antapani Kiaracondong Kota Bandung, Jum'at (10/06/2016).
"Dengan demikian, dapat berimplikasi positif terhadap
penghematan bahan bakar, pengurangan polusi udara, peningkatan jumlah dan lama
kunjungan wisatawan, peningkatan produktivitas dan indeks kebahagiaan warga,
serta mendorong pertumbuhan sektor jasa, pariwisata, perdagangan, industri
kreatif, dan sektor strategis lainnya, sehingga pada gilirannya bermuara pada
peningkatan kesejahteraan masyarakat secara lebih merata," tambahnya.
Dari total anggaran Rp. 33,5 milyar yang dibutuhkan untuk
pembangunan, komposisinya Rp. 21,5 milyar berasal dari Pusjatan, Rp. 10 milyar
dari Pemerintah Kota Bandung, Rp. 2 milyar dari Posco Steel Korea dalam bentuk
komponen material.
Adapun jembatan layang Antapani sendiri, dibangun dengan
struktur baja bergelombang dikombinasikan dengan timbungan ringan. Ini
merupakan salah satu rancang bangun aplikatif yang dikembangkan Balitbang
Kementrian PUPR.
Pembangunan Jembatan Layang Antapani merupakan yang pertama
menggunakan teknologi struktur baja bergelombang yang dibangun di Indonesia.
Jembatan ini memiliki struktur jembatan Corrugated atau Armco, dengan jumlah
bentang jembatan 3 bentang yaitu 11 meter x 2 dan 22 meter, panjang bentang
jembatan 44 meter, tinggi jembatan 5,1 meter, lebar jembatan 9 meter, jumlah
Lajur 2 lajur 2 arah, lebar lalu lintas 6,50 m, lebar bahu : 0,75 m x 2 = 1,5
m, dengan estimasi waktu konstruksi selama 6 bulan, sehingga diperkirakan akan
dilaunching, atau diresmikan Desember tahun ini.
Pembangunan Jembatan ini bertujuan mengatasi kemacetan di
persimpangan sebidang Antapani, tepatnya di jalan Jakarta- Terusan Jakarta yang
selama ini menjadi sumber kemacetan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR) Basuki
Hadimuljono mengatakan, pembangunan jembatan layang dengan struktur baja
bergelombang dengan kombinasi mortar busa memiliki sejumlah keunggulan. Seperti
waktu tempuh pengerjaan konstruksi jembatan yang lebih cepat hingga 50% jika
dibandingkan dengan jembatan layang dengan struktur beton bertulang. Selain
itu, dari sisi biaya juga lebih efisien sekitar 60% - 70% jika dibandingkan
dengan pembuatan jembatan layang dengan struktur beton bertulang.
"Badan litbang kementerian PU menunjukan bahwa apa yang
dihasilkan dari penelitian dapat dipersembahkan untuk masyarakat. Dengan
inovasilah kita akan selalu mencapai kemajuan itu. Memang menjadi program kita
semuanya, juga dorongan dari Bapak Wakil Presiden," kata Menteri Basuki.
"Jembatan layang Antapani dibangun dengan struktur baja
bergelombang merupakan salah satu rancang bangun aplikatif yang dikembangkan
Balitbang PUPR," imbuhnya.
Menteri pun mendorong, pembangunan serupa dapat pula
dilakukan di Kabupaten/ Kota lain di Jawa Barat, demi menjadikan tanah Pasundan
sebagai metropolitan yang dapat memberikan efek positif terhadap akselerasi
kemajuan pusat -pusat pertumbuhan.
Sementara itu, Walikota Bandung Ridwan Kamil (Emil)
menekankan pembangunan infrastruktur tak harus selalu berfikir cost, atau
biaya. Akan tetapi, pertimbangkan pula lah sisi benefitnya. Menurut dia, ada
banyak kerugian yang tidak terukur dari macet, atau terhambatnya aktifitas
masyarakat berkat buruknya infrastruktur.
Terkait estetika jembatan layang Antapani, Emil mengaku akan
melibatkan seniman Bandung untuk turut 'mendandani' infrastruktur anyar
tersebut saat diresmikan.
"Saya akan undang seniman Bandung agar membuat jembatan
ini menjadi unik. Indikatornya banyak yang foto- foto saja. Kalau banyak
dipakai foto- foto berarti ini berhasil," ujar Emil.
Wagub Deddy, yang saat ini sebagai Plh. Gubernur Jawa Barat
juga menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Barat turut menyumbang alokasi
Bantuan Keuangan untuk Kota Bandung TA 2016, diantaranya; Pedestrianisasi Jalan
Kota Bandung sebesar Rp. 50 milyar, perbaikan saluran air di Jl. Sukajadi
sebesar Rp. 2 milyar, juga pada Sarana Olah raga (SOR) Gedebage sejak 2009
pemprov menjadi penyumbang anggaran terbesar.
Kemudian terkait rencana pembangunan Bandung Intra Urban
Toll Road (BIUTR) Deddy pun meminta bantuan dari pihak terkait untuk kelancaran
pembebasan lahannya. Saat ini BIUTR masih perlu percepatan dalam hal izin
pembebasan tanah dari 13 Kementerian/ Lembaga yang dikoordinir oleh Bappenas.
Begitu pula terhadap rencana Pemprov Jabar dalam
pengembangan konsep Integrated Transport System Metropolitan Bandung Raya, antara lain: jalan tol Soreang
-Pasirkoja; jalan tol CISUMDAWU; jalan tol Ciranjang -Padalarang; jalan tol
Cileunyi -Nagreg, yang merupakan bagian jalan tol Cileunyi- Tasikmalaya
-Banjar.
Dukungan juga termasuk pada pembangunan Flyover jalan
Soekarno- Hatta Kota Bandung, Reaktivasi Jalur Kereta Api Cikudapateuh
-Soreang- Ciwidey dan Jalur Cianjur- Padalarang; pembangunan Jalur KA Rancaekek
-Jatinangor- Tanjungsari- Cirebon, Jalur Ganda dan Elektrifikasi Jalur KA
Padalarang-Cicalengka, pembangunan Monorel dan LRT Metropolitan Bandung Raya,
serta pembangunan Terminal Terpadu Gedebage Bandung.
"Kami juga berharap dukungan Bapak Menteri terhadap
beberapa program infrastruktur strategis bidang perumahan dan permukiman,
antara lain: Rencana Aksi Multipihak Gerakan Citarum Bestari; Drainase dan
Sistem Penyediaan Air Minum Metropolitan Bandung Raya; dan melanjutkan TPPAS
Regional Legok Nangka," tutur Deddy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar