Mitrapolisi/ BANDUNG – Mulai tahun ini, Pemprov Jabar akan memperkuat
jaminan keamanan bagi para tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Provinsi Jabar.
Caranya, yakni dengan membentuk Sistem Administrasi Manunggal Satu Atap
(Samsat) TKI.
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyampaikan
langsung kabar tentang reformasi tata kelola ketenagakerjaan ini dalam acara
buka puasa bersama dengan ratusan TKI di Kantor Konsulat Jendera RI (KJRI) di
Jeddah, Arab Saudi, pekan lalu. Menurut dia, salah satu pemicu permasalahan
TKI, yaitu adanya prosedur yang lemah dan tidak terintegrasi.
Aher menjelaskan, mulai tahun ini, Pemprov Jabar akan
membentuk Samsat yang akan mengurus seluruh perizinan bagi calon TKI. Samsat
tersebut, papar dia, akan diisi oleh seluruh unsur terkait. Di antaranya dinas
teknis terkait tingkat kabupaten dan provinsi, BNP2TKI, Kantor Imigrasi di
masing-masing daerah dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Dengan demikian, ungkap Aher, proses seleksi bagi calon TKI
akan lebih selektif. ‘’Tujuannya untuk memberi kepastian keamanan bagi TKI agar
ketika bekerja di luar negeri tidak mengalami kesulitan dan masalah,’’ ujar
Aher.
Menurut Aher, bergulirnya ketentuan ini merupakan formula
menyelesaikan persoalan TKI mulai dari hulu hingga hilir. Selama ini, kata dia,
Pemprov Jabar terkadang tidak mengantongi data tentang warga di kabupaten yang
hendak menjadi TKI ke luar negeri.
Aher menyatakan, melalui Samsat TKI, maka akan terkikis
seluruh praktik percaloan yang rentan menjerumuskan TKI. ‘’Selama ini sulit
memisahkan antara sponsor yang memfasilitasi TKI dengan pelaku perdagangan
orang,’’ tambahnya.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Jabar
Ferry Sofwan menambahkan, kebijakan tersebut merupakan implementasi dari UU
13/2003 tentang Ketenagakerjaan, UU 39/2004 tentang Penempatan dan Perlindungan
TKI hingga Perda Provinsi Jabar No. 9/2013 tentang Pedoman Penempatan dan
Perlindungan TKI asal Jabar.
‘’Tahun ini, kami akan implementasikan seluruh payung hukum
itu secara maksimal,’’ ujar Ferry. Pihaknya bersama instansi terkait akan
mendirikan kantor Samsat TKI di masing-masing daerah.
Ferry menyatakan, Pemprov Jabar akan menopang pembiayaan
aktivasi kantor tersebut.
Sementara untuk
penentuan lokasinya, kata dia, diserahkan kepada kabupaten terkait. Dia
menyebukan, di Provinsi Jabar terdapat sembilan kabupaten yang siap menyediakan
dan mendirikan kantor Samsat TKI.
Kesembilan kabupaten itu, lanjut dia, merupakan daerah
penyumbang TKI terbesar di Provinsi Jabar. Di antaranya Indramayu, Purwakarta,
Cirebon dan Cianjur. Di masing-masing Kantor Samsat TKI, imbuh dia, akan
dilayani seluruh perizinan termasuk penerbitan paspor.
‘’Akan ada enam PNS kabupaten yang direkrut oleh Kementerian
Hukum dan HAM untuk ditempatkan menjadi petugas imigrasi di Kantor Samsat TKI
tersebut,’’ katanya.
Jumlah TKI asal Jawa Barat pada tahun 2015 lalu mencapai
41.920 bekerja pada sektor informal dan 21.109 bekerja di sektor formal. Jumlah
ini menurun dari tahun 2014 dimana ada 69.248 (informal) dan 35.356 (formal).
Para pekerja migran ini tersebar sebagian besar ke negara-negara Timur Tengah
dan Asia Timur.
TKI Center
Sebelumnya, pada pertemuan Gubernur Ahmad Heryawan dengan KPK,
BNP2TKI, Kementerian Tenaga Kerja, serta BPJS Ketenagakerjaan di Gedung Sate,
Jl. Diponegoro No. 22, Kota Bandung pada Jumat (11/3/16) terungkap Jabar tengah
membentuk pusat pelayanan Tenaga Kerja Indonesia asal Jawa Barat, yaitu TKI
Center.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Tranmigrasi Ferry Sofwan Arif
mengatakan, TKI Center ini diharapkan akan menjadi pusat pelayanan seperti
perizinan, pelatihan, hingga tempat pelayanan TKI yang kembali ke tanah air.
"Harapannya ke depan TKI Center ini akan kita dorong
menjadi tempat pelayanan, mulai dari urusan perizinan, pembayaran pun nanti
tidak cash – kerjasama dengan perbankan misalnya, disitu juga ada tempat
pelatihan, kemudian kalau para TKI pulang harus ada masa transisi dulu kemudian
diarahkan mau dilatih kembali sebagai purna TKI karena selama ini sudah bekerja
formal atau akan kita latih usaha mandiri atau kewirausahaan,” ujarnya.
“Mudah-mudahan tahun ini tahap pertama, dua tahun –
2016-2017 bisa berdiri di Jalan Soekarno-Hatta (Bandung) dengan bangunan 6 lantai
dan satunya lagi 4 lantai. Keseluruhan (anggaran pembangunan) kalau Dollar
kira-kira 13.500 mencapai Rp 105 Milyar,” tambah Ferry.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar