Mitrapolisi/
BANDUNG-Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan didampingi Ketua Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Netty Heryawan dalam Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional XXIV dan Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 di Sport Arcamanik Jalan Pacuan Kuda Nomor 120 Bandung,
Maraknya permasalahan sosial yang ada di masyarakat tentunya sangat memprihatinkan. Terlebih tindak kekerasan yang menimpa anak-anak baik secara fisik, psikis dan seksual. Ditambah saat ini yang membetot perhatian tentang kasus bunuh diri. Bunuh diri bukan saja dilakukan orang dewasa, sekarang anak-anak pun ada yang tidak segan bunuh diri.
Maraknya permasalahan sosial yang ada di masyarakat tentunya sangat memprihatinkan. Terlebih tindak kekerasan yang menimpa anak-anak baik secara fisik, psikis dan seksual. Ditambah saat ini yang membetot perhatian tentang kasus bunuh diri. Bunuh diri bukan saja dilakukan orang dewasa, sekarang anak-anak pun ada yang tidak segan bunuh diri.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Netty Heryawan mengatakan anak
merupakan produk keluarga. Apapun yang dilakukan, menjadi pilihan anak-anak dan
tidak dapat dilepaskan sepenuhnya dari pola pengasuhan, interaksi, dan
komunikasi dalam keluarga.
Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan
Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Jawa Barat, Netty Heryawan dalam Puncak
Peringatan Hari Keluarga Nasional XXIV dan Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi
Jawa Barat Tahun 2017 di Sport Arcamanik Jalan Pacuan Kuda Nomor 120 Bandung,
Minggu 30 Juli 2017.*
“Kalau pola ini dilakukan dengan baik, adanya
kehangatan, keterbukaan dan kebersamaan maka setiap masalah yang dihadapi anak
pasti akan diketahui orangtua. Setiap masalah pasti bisa didiskusikan apa yang
menjadi solusi dan jalan keluarnya,” kata Netty pada Puncak Peringatan Hari
Keluarga Nasional XXIV dan Hari Anak Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun
2017 di Sport Arcamanik Jalan Pacuan Kuda Nomor 120 Bandung, Minggu 30 Juli
2017.
Menurut Netty ada jenis orangtua yang tidak
memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam pengasuhan sehingga membuat anak
menjadi introvert. "Sejatinya, anak dan keluarga tidak boleh ada sekat.
Masalahnya anak-anak introvert ini cenderung mendapatkan orangtua yang tidak
peduli dan empati pada apa yang dialami anak," katanya.
Sehingga, kata Netty, ketika anak mengalami masalah dan merasa
tidak ada jalan keluar, mereka merasa sendirian. "Akhirnya pilihan-pilihan
yang diambil merugikan diri sendiri,” tegasnya.
Selain pengasuhan dan tipe kepribadian anak
yang introvert, Netty mengingatkan pentingnya penajaman kepedulian sosial
(social awareness). Masyarakat harus dapat mengidentifikasi anak yang mengalami
depresi dan masalah berada sekolah atau di tengah lingkungan masyarakat.
“Peringatan Hari Keluarga dan Hari Anak ini
dapat menjadi momentum kita bahwa anakku adalah anakmu, anakmu adalah anakku
dalam konteks perlindungan. Siapapun yang menemukan anak Indonesia bermasalah,
murung tidak ceria, tidak sehat dan kekurangan gizi seharusnya dapat
difasilitasi dengan berbagai peran yang dimiliki oleh unsur masyarakat maupun
unsur pemerintah,” kata Netty berharap.(der)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar