Mitrapolisi/
MAJALENGKA,- Untuk pertama
kalinya ada pesawat melakukan pendaratan di Bandara Internasional Jawa Barat
(BIJB), Kecamatan Kertajati, Kabupaten Majalengka. Landing pertama tersebut
merupakan serangkaian pengujian kalibrasi terhadap instumen alat navigasi. Hal
ini dilakukan untuk mencari formulasi panduan pesawat saat melakukan
penerbangan selanjutnya di Bandara Kertajati. Pendaratanpun berjalan mulus.
Pesawat kalibrasi tersebut
merupakan pesawat jenis Beechcratf King Air B350- i milik Kementerian
Perhubungan (Kemenhub). Pesawat dengan kapasitas enam penumpang ini lepas
landas dari Bandara Husein Sastranegara Bandung pukul 08.55 WIB dan mendarat
dengan mulus pukul 09.15 WIB. Penerbangan Bandung Majalengka ditempuh dengan
waku 20 menit. Cuaca cerah mewarnai penerbangan tersebut.
Usai lepas landas dari Kota
Bandung, pesawat berbaling-baling ini langsung secara bertahap mengambil
ketinggian sampai 12 ribu di atas permukaan laut. Selama 12 menit diketinggian
Tanah Parahyangan, pesawat perlahan merendah untuk kemudian menyejajarkan
dengan landasan pacu Bandara Kertajati. Airfield lighting system menyala
menyambut untuk pertama kalinya pesawat mendarat.
Pesawat dipegang komando Pilot
Kapten Sri Mulyanto. Di dalamnya membawa First officer Khairuna Fauzi, Flight
Inspector I (PO) Dian Yusuf Aminudin, Fligt Officer II (TO) Wahyu Wicaksono,
Flight Mechanic Dennis Sagia, Ass Fit Mechanic Ary Firmansyah dan Direktur Utama
PT BIJB Virda Dimas Ekaputra.
"Alhamdulilah penerbangan
lancar dari Bandara Husein Sastranegara sampai Bandara Kertajati ini berjalan
lancar," kata Sri Mulyanto usai pendaratan saat ditemui di landasan pacu
Bandara Kertajati, Kamis 29 Maret 2018.
Pendaratan tersebut tidak
dilakukan hanya sekali. Usai menurunkan separuh penumpangnya, penerbangan
kembali dilakukan untuk melakukan kalibrasi di dua titik temu runway berkode 14
dan 32 tersebut. Pesawat secara berulang melakukan lepas landas dan pendaratan
untuk benar-benar memverifikasi alat bantu pendaratan pesawat.
Ketua Persiapan Pengoperasian
Bandarudara PT Angkasa Pura II Ibut Astono mengatakan, secara kesiapan sisi
udara Bandara Kertajati ini sudah cukup baik. Dengan panjang runway 2.500 dan
lebar 60 meter, instrumen perlengkapan standar pendaratan pesawat yakni
Precision Approach Path Indicator (PAPI) sudah layak.
"Instrumen sisi udara udara
ini sudah 100 persen. Kesiapan lampu di runway juga sudah siap karena memang
lampu dibutuhkan sebagai alat bantu pendaratan pada malam hari atau cuaca
gelap, mendung dan hujan," jelasnya.
Virda Dimas Ekaputra merasa
sangat bersyukur karena uji navigasi melalui penerbangan tersebut berjalan
lancar. Dengan adanya pendaratan tersebut artinya Bandara Kertajati semakin
menunjukan kesiapannya untuk benar-benar bisa beroperasi pada pertengahan 2018
nanti. "Alhamdulilah, saya bahagia banget. Happy. Akhirnya pesawat bisa
melakukan pendaratan dengan lancar tanpa hambatan," imbuh Virda.
Setelah adanya pendaratan
tersebut, Virda melanjutkan akan melakukan pendaratan berikutnya yang
rencananya akan dilakukan pada 2 April 2018 mendatang bersama Menteri
Perhubungan Budi Karya Sumadi. Akan membawa serta juga Gubernur Jawa Barat
Ahmad Heryawan dan jajarannya.
"2 April nanti rencananya
akan ada pendaratan lagi yang membawa rombongan Pak Menteri
(Perhubungan)," lanjut Virda. Dia berharap setelah pendaratan dan
dilakukan 'inspeksi' oleh Menhub bandara bisa benar-benar dipublish sebagai
bandara yang layak beroperasi. Setalah itu bandara yang kini pembangunanna
sudah menyentuh diangka 92 persen benar-benar bisa melayani penerbangan
komersil pada Juni dan penerbangan haji Juli 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar