BANDUNG – Stok beras di Jawa Barat sesuai evaluasi Tim
Pengendalian Inflasi Daerah (TPID),
harga beras di atas harga eceran tertinggi. Dimana HET beras premium sebesar
Rp12.800 per kilogram dan beras
medium Rp9.450 per kilogram.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mengatakan hal tersebut saat
luncurkan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium Tahun 2019 di
Gudang Bulog Cisaranten Kidul Jalan Gedebage No. 19 Bandung, Rabu (03/01/19).
Tingginya harga beras yang terjadi di pasar, disebabkan oleh
berkurangnya pasokan beras terutama dari daerah sentra produksi beras di Jawa
Barat. “Karena adanya anomali iklim yang terjadi di akhir tahun 2018. Realisasi
tanam padi periode Oktober sampai Desember 2018 baru mencapai 583.648 hektar
atau 87,43 % dari target tanam seluas 667.547 hektar,” ungkap Iwa.
“Data tersebut berdasarkan hasil evaluasi Dinas Tanaman
Pangan dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, untuk masa tanam Oktober –
Desember 2018 karena terjadi kemunduran dan keterlambatan,” sambungnya.
Menurut Iwa, keterlambatan tanam padi periode Oktober –
Desember 2018 dapat berdampak terhadap waktu panen dan produksi padi pada bulan
Januari sd Maret 2019 atau awal tahun 2019, sehingga berpengaruh terhadap
produksi beras diawal tahun 2019.
Atas dasar inilah Presiden RI laksanakan rapat terbatas
tanggal 27 Desember 2018. Hasilnya perum bulog diperintahkan untuk melaksanakan
kegiatan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga beras medium tahun 2019 di
seluruh indonesia.
Sehingga Iwa berpendapat dengan diluncurkan Ketersediaan
Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium Tahun 2019 dapat membentuk pemenuhan
beras dengan harga terjangkau, terutama bagi masyarakat yang berpendapatan
rendah. Lalu adanya stabilisasi harga beras pasca Hari Besar Keagamaan Dan
Nasional (HBKN) tahun 2019 sehingga memberikan efek positif terhadap inflasi
jawa barat di awal tahun 2019.
“Selain itu untuk menekan inflasi ini dengan melakukan
sinergitas dengan pihak terkait khususnya pada pangan yang berpengaruh pada
inflasi, memonitor arus distribusi dari produsen ke konsumen. Serta dukungan
dari Polda Jabar untuk pengamanan kriminal dibidang ekonomi, seperti menimbun
pangan,” katanya.
Kepala Divisi Regional Jawa Barat Perum Bulog, Ahmad Ma’mun
mengatakan stok yang ada di Jawa Barat saat ini sebanyak 230.000 ton beras. Dan
ini merupakan stok terbesar selama 10 tahun terakhir pada periode yang sama.
Ketahanan mencapai 16 bulan dan sudah tersebar ke gudang seluruh Jawa Barat.
“Penetapan harga beras premium dan medium sesuai Peraturan
Menteri Perdagangan Nomor 57 tanggal 24 Agustus 2018. Khususnya lima pasar
yaitu di Pasar Kiaradondong, Pasar Kosambi, Pasar Pasarbaru, Pasar Andir dan
Pasar Sederhana dengan jumlah 100 ton beras,” tuturnya.
Dihadiri pula oleh Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan
Peternakan Kota Bandung Elly Wasliah, Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi BI
Jabar Dudi Dermawan dan DIT Reskrimsus Polda Jabar AKBP Arip Ritonggah.