Kamis, 10 Januari 2019

Ridwan Kamil Resmikan SPAM Regional Metropolitan Bandung Raya

Mitrapolisi/
KAB. BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil meresmikan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Metropolitan Bandung Raya Wilayah Selatan Tahap I. Istimewa, karena SPAM ini menggunakan teknologi terbaru dalam pengelolaan dan pengolahan airnya.

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, pun memberikan apresiasi kepada berbagai pihak terkait yang telah membangun tempat pengolahan air bersih yang digadang-gadang menjadi SPAM Regional pertama di Indonesia ini. SPAM ini menggunakan teknologi Scada atau Supervisory Controling Automatic Data Analisys, dimana sistem kontrol dan distribusi baik kualitas dan kuantitas air dilakukan secara jarak jauh.

Selain itu, instalasi pengolahan airnya terletak di dalam ruangan atau indoor dan dilakukan secara otomatis karena didukung komputerisasi.

"Hari ini dengan bangga Pemerintah Provinsi Jawa Barat meresmikan fasilitas SPAM Regional. Salah satu yang tercanggih, karena menggunakan teknologi terbaru namanya Scada. Dimana pengolahannya tidak seperti yang dulu outdoor. Sekarang sudah indoor, computerized, dan otomatis," kata Emil ditemui usai acara peresmian di instalasi SPAM Regional Metro Bandung di Desa Sukamaju, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Kamis (10/1/19).

Melalui SPAM Regional ini, diharapkan akan mampu meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih kepada 140.000 jiwa (28.000 sambungan rumah). Terutama di Kota dan Kabupaten Bandung.

"Ini akan memberikan tingkat layanan penyediaan air minum yang lebih banyak, yang maksimal sesuai wilayah, yaitu wilayah selatan Bandung Raya baik kabupaten maupun kota (Bandung)," ucap Emil.

Sistem Penyediaan Air Minum Regional Metropolitan Bandung Raya Wilayah Selatan merupakan SPAM Regional pertama di Jawa Barat. Sumber airnya dari Sungai Cikalong dengan kapasitas 350 liter/detik yang akan melayani Kota Bandung 200 l/detik dan Kabupaten Bandung 150 l/detik. Total investasi sebesar Rp 253 Miliar.

"Pipa kita didesain untuk 700 (l/detik), tapi karena sumber airnya belum memadai maka kita baru 350 (l/detik). Nanti dengan tahap dua maka pipa itu akan sesuai kapasitas, sehingga Bandung Raya selatan bisa terlayani dengan maksimal," tutur Emil.

Sementara SPAM Regional yang sedang dikembangkan di Jawa Barat yaitu lima SPAM Regional di wilayah Metropolitan Bandung dan SPAM Regional Metropolitan Cirebon Raya (Spam Jatigede) yang akan dibangun dalam dua tahap, dengan total investasi sebesar Rp12 Triliun.

"Kita akan bangun tahap kedua, tahun depan dan juga di lokasi-lokasi lain, seperti di Jatigede mengairi nanti air bersih di Ciayumajakuning, Jatiluhur ke arah Bekasi sampai Jakarta," paparnya.

Air bersih olahan SPAM Regional ini akan disalurkan BUMD Jabar yaitu PT Tirta Gemah Ripah. Kemudian air akan dibeli oleh dua perusahaan air minum di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.

Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Jawa Barat Dicky Saromi menyebut, manfaat SPAM Regional adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasional. Manfaat lain yaitu untuk memperbesar pemanfaatan potensi air baku di wilayah provinsi serta menambah daya tarik masuknya sumber dana dari luar (investor).

"Ada efisiensi pembiayaan, sehingga tidak perlu sistem pengolahan air baku di beberapa tempat. Dan ada peningkatan skala ekonomi, sehingga akan menarik pembiayaan-pembiayaan dari luar (investor)," jelas Dicky dalam laporannya.

Dicky menambahkan, SPAM Regional ini hemat energi karena memanfaatkan gravitasi. Sementara pengolahan air buangan atau Ipal juga menerapkan teknologi terkini, sehingga buangannya akan bisa dimanfaatkan untuk irigasi dan air siraman.(def)*