BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berharap kaum
muda milenial Jawa Barat dapat menjadi pemimpin yang baik. Hal ini diungkap
Emil panggilan Gubernur, dalam sambutannya pada acara Pelantikan Pengurus
Pimpinan Wilayah Himpunan Mahasiswa (Hima) Persatuan Islam (Persis) Jawa Barat,
di Aula Barat Gedung Sate, Kota Bandung, Sabtu (26/01/19).
Gubernur Emil pun mengistilahkan bahwa ada tiga level
kepemimpinan di dunia ini. Level pertama dan yang paling mendasar kata Emil,
yakni pemimpin bagi diri sendiri.
“Manusia memiliki sisi baik dan sisi buruk yang yang harus
kita pimpin kita dikendalikan,” kata Emil.
Ada banyak contoh kata Emil dalam kehidupan sehari-sehari
yang membuat seseorang gagal menjadi seorang pemimpin.
"Setiap hari kan kita memutuskan pakai baju apa,
memutuskan mau ngeghibah atau diam saja, komentar ngegas atau diam saja. Ingin
komentar tapi dosa tapi tetap komentar. Ada lampu merah jam 12 malam enggak ada
polisi bablas terus, itu contoh soal memimpin diri sendiri," ucapnya.
Level kedua, yaitu jadi pemimpin dalam keluarga. Dalam hal
ini, Gubernur menerangkan soal membangun kekompakan dan kebersamaan dalam
keluarga. Harus ada “timing” yang tepat kata Dia, kapan seseorang harus
berbicara, dan yang lainnya mendengar, serta kapan seseorang mengalah, dan
kapan yang lainnya yang harus mengalah, demi tercapainya suatu kebaikan.
Di Level ketiga, ada kalanya seseorang berkesempatan
dipercaya menjadi pemimpin bagi masyarakat. Pada level ini, terlebih di era
digital, soerang pemimpin haruslah relevan. Artinya, seorang pemimpin harus
tahu bagaimana bersikap di era yang serba cepat, serba transparan.
"Setiap tindak-tanduknya pasti akan dimonitor oleh
warga secara digital, tidak boleh ada error, atau ketidak jujuran, karena pasti
akan langsung disorot," katanya.
Tak boleh ketinggalan, seorang pemimpin juga wajib visioner.
Seorang pemimpin harus punya pemikiran jauh ke depan.
"Indonesia oleh Bung Karno lahir dari impian. Maka Jawa
Barat lima tahun ke depan akan saya impikan menjadi Juara Lahir Batin. Juaranya
karena menjadi pemenang, lalu lahir bathinnya saya akan seimbangkan urusan
dunia dengan akhirat," tutur Emil.
Pun inovasi, juga menjadi kunci bila seorang pemimpin ingin
berhasil. Ia harus mampu menciptakan berbagai inovasi melalui ide-ide kreatifnya.
Kemudian “risk taker,” atau berani mengambil risiko.
Prinsip kepemimpinan lainnya yakni “agent of change” atau
agen perubahan. Pemimpin masa kini dituntut mampu membawa perubahan bagi yang
dipimpinnya.
Untuk itu Gubernur berpesan kepada para pemuda, khususnya
Hima Persis agar bisa menjaga diri dari sifat-sifat yang kurang baik, sehingga
bisa sukses melewati ujian sebagai seorang pemimpin.
"Akal sehatnya mengatakan tidak tapi sisi buruknya
mengatakan silahkan, jadi saya doakan yang belum ada tanggung jawab keluarga
dan masyarakat semoga lulus jadi pemimpin diri sendiri," ucapnya.(arm)*