Mitrapolisi/
BANDUNG – Kompetensi digital saat ini dinilai sebagai skill
atau kemampuan baru yang perlu dimiliki oleh semua kalangan. Untuk itu,
pembelajaran terkait teknologi digital dipandang perlu masuk dalam tatanan
sistem pendidikan di Jawa Barat.
Menurut Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, digital adalah
skill baru yang perlu dimiliki oleh semua dimensi kehidupan. Terutama mereka
yang terkait dengan sistem pendidikan baik pendidikan formal maupun informal.
“Saya titipkan kepada guru-guru, pengambil keputusan
pendidikan di Jawa Barat untuk memasukkan digital ini – bukan lagi pilihan atau
seadanya, secukupnya. Mesti menjadi roh dari sebuah hal baru, sehingga dengan
begitu relevansi pendidikan akan mendapatkan tempatnya di era digital,” ujar
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil yang ditemui usai menjadi narasumber dalam
Rapat Koordinasi Grand Design, Strategi Implementasi STEM, dan Menyiapkan
Kecamatan/Desa Digital di Provinsi Jawa Barat di Gedung Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ilmu Pengetahuan Alam (PPPPTK
IPA), Jl. Diponegoro No. 12, Kota Bandung, Kamis (3/1/19).
Untuk mendorong kompetensi digital di semua lini masyarakat,
Pemda Provinsi Jawa Barat memandang penting skill digital tidak hanya dikuasai
masyarakat perkotaan. Masyarakat desa saat ini menjadi sasaran utama terkait
penerapan teknologi ini. Karena disamping bisa meningkatkan kemampuan desa
untuk melek teknologi, di saat yang sama digital juga akan mampu memberdayakan
masyarakat dari sisi ekonomi.
“Maka program desa digital harus dikeroyok oleh semua
elemen. Di dalamnya tidak hanya pemerintahan desanya, perusahaan-perusahaan,
tapi juga pendidikan-pendidikan,” ungkap Emil.
“Kalau desanya bisa maju maka pembangunan ini akan mengalami
akselerasi,” lanjutnya.
Desa Digital adalah bagian dari skenario Jawa Barat untuk
menghadapi Revolusi Industri 4.0. Melalui Desa Digital, masyarakat desa bisa
memanfaatkan aplikasi digital untuk meningkatkan pendapatan serta mengembangkan
potensinya, sehingga bisa lebih produktif.(der)*