Mitrapolisi/
KAB. SUKABUMI - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) meminta agar segala informasi tentang pariwisata di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu didigitalisasi. Hal ini perlu agar segala potensi seni, budaya, juga wisata alam di geopark ini bisa tersebar luas dan cepat.
KAB. SUKABUMI - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz) meminta agar segala informasi tentang pariwisata di Geopark Ciletuh-Palabuhanratu didigitalisasi. Hal ini perlu agar segala potensi seni, budaya, juga wisata alam di geopark ini bisa tersebar luas dan cepat.
Wagub Demiz mengungkapkan hal tersebut saat membuka Festival
Geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu 2017 di GOR Tinju Palabuhanratu, Jl. A Yani,
Desa Citepus, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, Minggu (27/8/17). Tarian
tradisional khas Palabuhanratu menjadi ucapan selamat datang sekaligus membuka
rangkaian acara Ciletuh-Palabuharatu Geopark Festival 2017 dengan slogan
"Culture Meet Nature".
"Karena itulah bagaimana sebetulnya sebuah kawasan
pariwisata tadi itu harus ada digitalisasi ke depan. Informasi tentang
kepariwisataan tadi harus terinformasikan dengan cepat kepada siapa saja,"
ujar Demiz dalam sambutannya.
Sebaran informasi melalui digital atau internet -- terutama
sosial media memberikan dampak signifikan terhadap wisata di
Ciletuh-Palabuhanratu. Demiz mengatakan pihaknya tidak menyangka karena berbeda
dengan tiga tahun lalu kini kawasan Ciletuh dan Palabuhan bisa lebih ramai
terutama di akhir pekan.
"Bahkan ada informasi di Palangpang sekarang setiap
akhir pekan sampah itu numpuk. Harus tetap jaga lingkungan juga ya," pinta
Demiz.
Segala hal informasi yang berkaitan dengan tempat wisata,
potensi seni dan budaya, juga agenda seni dan budaya di Ciletuh-Palabuhanatu
harus terintegrasi dengan baik. Aksesibilitas informasi melalui digital ini
sangat penting, sehingga masyarakat Indonesia bahkan mancanegara bisa dengan
mudah dan cepat mendapatkan informasinya.
Selain kemudahan akses informasi, infrastruktur fisik juga
perlu didorong agar terus dibenahi. Lebih lanjut, Demiz mengatakan pihaknya
tengah mendorong semua pihak agar secepatnya mendirikan beberapa homestay atau
tempat singgah bagi wisatawan.
"Program homestay sedang diluncurkan sekarang. Geopark
Ciletuh-Palabuhanratu ini akan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus. Akan ada bantuan
dari pusat, agar masyarakat disini bisa mengelola homestay, pinjaman dari
Pemerintah Pusat," ungkap Demiz.
"Makanya homestay perlu cepat dibangun agar ada
partisipasi masyarakat di dalamnya. Bukan hotel-hotel besar. Jangan sampai yang
menikmatinya (keuntungan ekonomi) bukan masyarakat Ciletuh dan Palabuhanratu
sendiri," lanjutnya.
Konektifitas juga perlu terus dibenahi melalui infrastruktur
jalan. Demiz mengaku Presiden Jokowi pernah berjanji akan mempercepat
penyelesaian pembangunan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) pada 2019,
selain Tol Jakarta-Bogor-Palabuhanratu (Jagoratu). Apabila Tol
Bogor-Ciawi-Sukabumi selesai akan memperpendek waktu tempuh menuju ke Sukabumi.
"Untuk jalanan di dalam ini (akses jalan menuju lokasi
wisata) juga kita kasih bantuan besar. Rp 211 Miliar, di luar CSR yang ada, itu
hanya untuk jalan. Jalanannya makin baik dan ada jalan baru. Dari Loji ke
Puncak Darma. Jadi dari sini (Palabuhanratu) ke Puncak Darma cuman satu
jam," tukas Demiz.
Selain jalan tol, Pemprov Jawa Barat juga mendorong agar di
Ciletuh atau Palabuhanratu bisa dibangun bandara. Namun, Kementerian
Perhubungan menurut Demiz minta alternatif lokasi lain untuk pembangunan
bandara selain di Citarate.
"Sebab ini (bandara) bisa melayani masalah pemerintahan
dan juga kepariwisataan. Mudah-mudahan kalau itu ditetapkan kalau itu ada
lokasi yang kita ajukan, tahun depan bisa kita mulai bangun. Alternatifnya di
Citarate atau Cikembar," tutur Demiz.
Pada kesempatan ini, Demiz juga minta pengelolaan tempat
wisata terus dibenahi. Dia mencontohkan pemberlakuan tarif berbagai fasilitas
di Pantai Palampang harus wajar dan tidak boleh sesukanya, seperti untuk
homestay, produk makanan, tempat parkir, dan lainnya.
"Saya dengar karena banyak pengunjungnya tempat
sampahnya tidak memadai. Atau mungkin tempat sampahnya harus ada pengelolaan
sampah yang harus dilakukan oleh masyarakat sendiri. Juga harga (tarif) jangan
naik-naikan sesukanya. Seolah-olah memeras para pengunjung. Nanti lama-lama
cuman Palangpang yang sepi," pungkasnya.
CGF 2017 ini menghadirkan Parade Helaran yang menampilkan
berbagai kreasi seni dan budaya dari beberapa kecamatan di Kabupaten Sukabumi.
Selain itu, digelar juga pameran produk-produk makanan juga kerajinan tangan
khas Ciletuh dan Palabuhanratu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar