Minggu, 13 Agustus 2017

Hadiri MPKMB 54 IPB, Aher: Kita Jadikan Indonesia Super Power Pangan Dunia!

Mitrapolisi/KAB. BOGOR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menghadiri Masa Pengenalan Kampus Mahasiswa Baru (MPKMB) 54 Institut Pertanian Bogor (IPB) Tahun 2017 di Gedung Graha Widya Wisuda Kampus IPB Dramaga, Jalan Raya Dramaga, Kabupaten Bogor, Minggu (13/8/17).

Di hadapan 3.975 mahasiswa baru IPB Tahun Akademik 2017-2018, Aher memberikan dorongan dan motivasi agar mahasiswa IPB menjadi motor penggerak dan penentu kebijakan pangan Indonesia. Pangan adalah hal superesensial di dunia. Tanpa pangan tidak akan ada kehidupan di bumi ini.

"Pangan itu superesensial. Manusia tidak akan pernah mungkin hidup tanpa pangan. Ada tiga krisis yang dikhawatirkan dunia, krisis air, pangan, dan energi. Krisis energi tidak langsung terkait dengan nyawa manusia. Tapi krisis air dan krisis pangan lansung menyangkut nyawa manusia," kata Aher dalam paparannya bertema Dinamika Kehidupan di Jawa Barat.

Untuk itu, di hadapan Rektor IPB Herry Suhardiyanto dan seluruh Civitas Akademika IPB, Aher mengajak untuk menjaga pangan dengan melestarikan lingkungan alam. Karena seluruh pasokan kebutuhan hidup di bumi berasal dari alam. Aher mendorong agar IPB mempunyai peran dan tanggung jawab dalam menentukan ketersediaan pangan tersebut.

"Bung Karno pernah mengatakan -- pada saat peresmian IPB Tahun 1963, bahwa soal pangan dan pertanian adalah soal hidup dan matinya bangsa Indonesia. Jadi, dengan demikian IPB berarti bertanggung jawab ke depan untuk urusan hidup mati bangsa Indonesia," ungkap Aher.

Aher pun berharap agar lulusan IPB menjadi orang-orang hebat dalam urusan pangan. "Kalau Amerika Serikat menyatakan diri sebagai negara super power dalam kekuatan bersenjata. Mari kita hadirkan bangsa kita bangsa yang cinta damai, bangsa yang cinta hidup harmonis dan berdampingan. Mari kita hadirkan Indonesia ke depan dengan kekuatan IPB dan kekuatan anak bangsa yang lain Indonesia menjadi super power pangan," ajak Aher.

Pada kesempatan ini, Aher juga sempat menyinggung soal kebijakan impor terhadap beberapa komoditas pangan yang dilakukan Indonesia. Menurut Aher, hal tersebut terjadi karena kurangnya keberpihakan dan fokus terhadap petani dan produk pangan dalam negeri. Oleh karena itu, Aher ingin agar IPB memiliki peran nyata dalam menentukan kebijakan pangan nasional.

"Pangan kita masih kurang, beras mudah-mudahan sudah tidak impor. Tapi pangan-pangan yang lain ternyata masih banyak yang impor. Ini urusannya urusan keberpihakan, urusannnya urusan fokus. Oleh karena itulah, disamping IPB harus menyiapkan SDM untuk ketahanan pangan, pada saat yang bersamaan IPB harus menghadirkan konsep-konsep bernegara yang mempengaruhi kebijakan bernegara tentang pangan, pengaruhnya berasal dari Institut Pertanian Bogor," tutur Aher.

"Jadi, 80 persen keputusan pangan itu adalah konsep dari IPB. Sebab inilah kampus pertanian dan segala yang bidang yang mengikutinya yang terbesar di negeri kita. Mari kita hadirkan kebaikan di sektor pangan, pertanian. Supaya Indonesia ke depan aman, sebab negara yang aman ke depan adalah negara yang punya keamanan pangan," pungkasnya. (sasa)*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar