Pemerintah Provinsi Jawa Barat
melalui Dinas Koperasi dan Usaha Kecil mendorong upaya pemanfaataan digital
atau internet (online) untuk pemasaran produk Koperasi dan UMKM. Wakil Gubernur
Jawa Barat Deddy Mizwar (Demiz)
mengatakan bahwa kunci untuk memperluas jaringan pemasaran adalah
melalui tekologi e-commerce.
“Aktivitas ekonomi digital atau
e-commerce berpeluang besar untuk terus berkembang. Baik penjual maupun pembeli
sama-sama membutuhkanya, karena e-commerce tidak saja menawarkan
kemudahan, tetapi juga efisiensi
waktu, tenaga dan biaya,” kata Demiz dalam sambutannya saat membuka Cooperative
Fair 14 di kawasan niaga Metro Indah Mall, Jl. Soekarno-Hatta No. 590, Kota
Bandung, Kamis (10/8/17).
Kondisi tersebut memang tidak
bisa dipungkiri. Data e-Marketer menunjukan bahwa jumlah pengguna internet di
Indonesia setiap tahun terus bertambah, yaitu dari 72,8 juta orang pada tahun
2013 menjadi 102,8 juta orang pada tahun 2016, sehingga menempatkan Indonesia
di urutan ke-6 pengguna internet terbanyak di dunia.
Bahkan, pada 2017 Indonesia
diproyeksikan akan menyalip Jepang di urutan ke-5 dengan jumlah pengguna
internet diperkirakan akan menjadi 112,6 juta orang. Selain itu, Bank Indonesia
memperkirakan bahwa pengguna internet di Indonesia yang berbelanja secara
online mencapai 24,7 juta orang, sehingga nilai transaksi e-commerce melesat
dari sekitar Rp 25 Triliun pada 2014 menjadi Rp 69,8 Triliun di 2016, dan 2018
diperkirakan akan menjadi Rp 144 Triliun. Sedangkan nilai investasi teknologi
di sektor e-commerce dan financial technology diperkirakan mencapai Rp 22,6
Triliun.
Peluang pengembangan ekonomi
digital akan bertambah dengan peluang pasar yang begitu besar. Dengan jumlah
penduduk mencapai 250 juta jiwa, ditambah potensi pasar Asean dengan populasi
hingga 600 juta jiwa, Indonesia bisa menjadi pemain global atau global player
di kancah ekonomi dunia.
“Persoalannya bagaimana produk
kita bisa menjangkau mereka (pendududk Asean) dengan letak geografis yang
begitu luas dan beragam, jika kita hanya mengandalkan strategi pemasaran
konvensional. Maka dari itu, kunci untuk memperluas jaringan pemasaran saat ini
adalah melalui teknologi e-commerce,” ujar Demiz di hadapan ratusan pelaku
Koperasi dan UMKM dari Jawa Barat dan beberapa provinsi di Indonesia.
Cooperative Fair yang digelar
ke-14 kalinya pada tahun ini sengaja mengambil Tema: Digitalisasi KUMKM Menuju
Pasar Global. Demiz mengungkapkan ekonomi berbasis digital begitu sangat
penting karena yang dibutuhkan dari KUMKM saat ini tidak sekadar produk yang
berkualitas, tetapi juga kemampuan beradaptasi dengan perkembangan zaman dan
selera konsumen. Apabila KUMKM tidak mampu mengimbangi hal tersebut maka akan
sulit bersaing, bahkan lambat laun akan ditinggalkan konsumen.
“Saya mendorong kepada seluruh
pelaku usaha koperasi dan UMKM di Indonesia khususnya di Jawa Barat, untuk
sadar dan melek teknologi agar mampu bersaing dengan negara lain,” tutur Demiz.
Sementara itu, Sekretaris
Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram yang hadir dalam acara pembukaan
Cooperative Fair 14, mengungkapkan pihak Kementerian juga terus mendorong upaya
digitalisasi dalam setiap operasionalisasi koperasi, juga digitalisasi dan
sertifikasi produk-produk UMKM.
“Dunia internasional dan global,
standardisasi dan sertifikasi merupakan satu alat untuk produk kita berdaya
saing,” ungkap Agus.
Mendukung upaya tersebut, pihak
Kementerian Koperasi dan UKM mempunyai berbagai program, seperti memberikan hak
cipta, sertifikasi halal, dan sertifikasi kesehatan dari BPOM secara gratis.
Upaya lain yang ditempuh yakni kemudahan izin usaha untuk usaha mikro melalui
Pusat Layanan Usaha Terpadu (Plut).
“Dan khusus kepada para UKM yang
memproduksi dan produksinya itu ditujukan untuk ekspor. Kementerian
Perdagangan, Kementerian Koperasi, dan Kementerian Keuangan melakukan dukungan
dengan program KITE. KITE ini Kemudahan Impor Tujuan Ekspor. Jadi kalau
mengimpor barang atau bahan baku untuk produk ekspor itu digratiskan bea
masuknya,” papar Agus.
“Misalkan contohnya ada di Jawa
Barat mengimpor bahan baku untuk kerajinan tapi hasil produknya untuk diekspor
itu bea masuknya gratis. Dan itu bisa ditanya ke Dirjen Imigrasi atau di sini
bisa ditanya ke Dinas Perdagangan,” tambahnya.
Cooperative Fair merupakan
pameran produk Koperasi dan UMKM yang diikuti pelaku KUMKM dari 27 kabupaten/
kota se-Jawa Barat dan 33 provinsi se-Indonesia. Tahun ini, ada 11 provinsi
serta ikut dalam pameran yang digelar pada 10-14 Agustus 2017. Cooperative Fair
merupakan agenda tahunan Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat yang
digelar pertama kalinya pada 23-28 Juli 2004 di Lapangan Gasibu Kota Bandung.
Kegiatan ini adalah upaya meningkatkan daya saing, kreativitas, produktivitas,
dan kemandirian Koperasi dan UMKM.
Cooperative Fair 2017
menghadirkan 300 pelaku KUMKM se-Jawa Barat serta pelaku KUMKM dari 11 provinsi
diantaranya: Provinsi Bali, DKI Jakarta, Banten, NTT, Sulawesi Selatan, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Lampung, Aceh, dan Kalimantan Tengah. Mereka
menampilkan produk makanan dan minuman, kerajinan, fashion dan aksesoris,
sepatu dan tas, serta berbagai produk unggulan lainnya khas daerah
masing-masing.
Kepala Dinas KUK Jawa Barat Dudi
Sudrajat menegaskan, Cooperative Fair ke-14 merupakan ajang pameran, promosi,
dan pemasaran produk kreatif unggulan Indonesia sekaligus menciptakan jaringan
pemasaran yang seluas-luasnya.
“Pada tahun 2017 kita mengambil
tema tentang digitalisasi KUMKM, sebab digitalisasi koperasi dan UMKM merupakan
misi kami dalam modernisasi dan revitalisasi Koperasi dan UMKM di Jawa Barat.
Kita melihat perkembangan teknologi informasi komunikasi yang begitu cepat
mendorong para pelaku KUMKM harus menguasai TIK,” papar Dudi.
Kegiatan ini sejalan dengan
program pemerintah yakni UMKM go online.
Para pelaku KUMKM harus melek TIK dan memanfaatkan TIK untuk
meningkatkan pemasaran produknya. “Semua serba cepat, serba mudah berkat TIK.
Hanya berbekal teknologi dari handphone, dunia dalam gengaman. Untuk itu,
pelaku KUMKM harus menguasai dan menfaatkan TIK secara maksimal,” jelasnya.
Dinas KUK Jawa Barat saat ini
berkomitmen penuh terhadap digitalisasi koperasi dan UMKM. Untuk itu, pada
kesempatan ini, Dinas KUK Jawa Barat meluncurkan marketplace beliaja.id bagi
UMKM dan dikelola oleh koperasi. Selain itu, diluncurkan pula geraiumkm.com
sebagai sarana UMKM untuk menampilkan produknya melaui media digital.
Selain itu, dari sisi manajemen
koperasi diluncurkan aplikasi ratonline.id yang merupakan Rapat Anggota Tahunan
(RAT) online pertama yang dibuat oleh Pemerintah. Terakhir adalah aplikasi
berbasis web untuk simpan pinjam koperasi. Namun, untuk sementara web ini hanya
diterapkan di Koperasi Pegawai Dinas Koperasi (KPDK) mulai 12 Juli 2017. (sasa)*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar